"Amerika Serikat meyakini bahwa Rusia bertanggung jawab atas serangan terhadap dua orang di Inggris, dengan menggunakan gas saraf level militer," ujar Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB, Nikki Haley dalam sidang darurat DK PBB seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (15/3/2018).
Serangan gas saraf pada 4 Maret di kota Salisbury, Inggris tersebut membuat bekas mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, Yulia Skripal kini dalam kondisi kritis. Presiden AS Donald Trump telah mendesak Rusia untuk memberikan jawaban terkait insiden itu, namun Trump tidak menyebut bahwa Rusia terlibat dalam percobaan pembunuhan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rusia tidak ada hubungannya dengan insiden ini," ujar Nebenzia. "Kami tidak perlu takut, tak ada yang disembunyikan," imbuhnya.
Haley mengatakan, Rusia dimintai tanggung jawab atas serangan gas saraf tersebut. "Jika kita tidak mengambil langkah-langkah segera, konkret untuk mengatasi ini sekarang, Salisbury tak akan menjadi tempat terakhir kita melihat senjata kimia digunakan," cetus Haley di depan anggota DK PBB.
Sebelumnya, otoritas Inggris telah menegaskan bahwa serangan tersebut dilakukan dengan gas saraf Novichok, yang dikembangkan oleh Uni Soviet dan kemudian diwariskan ke Rusia. Inggris menyebut serangan gas saraf itu disponsori oleh negara, dalam hal ini Rusia.
(ita/ita)