AS: Rusia Bertanggung Jawab Atas Serangan Gas Saraf di Inggris

AS: Rusia Bertanggung Jawab Atas Serangan Gas Saraf di Inggris

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 15 Mar 2018 15:26 WIB
Yulia Skripal, putri bekas mata-mata Rusia Sergei Skripal (Foto: Facebook/Yulia Skripal)
New York - Pemerintah Amerika Serikat menyebut Rusia bertanggung jawab atas serangan gas saraf terhadap seorang bekas mata-mata Rusia dan putrinya di Inggris. Amerika pun mendesak Dewan Keamanan PBB untuk meminta pertanggungjawaban Moskow.

"Amerika Serikat meyakini bahwa Rusia bertanggung jawab atas serangan terhadap dua orang di Inggris, dengan menggunakan gas saraf level militer," ujar Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB, Nikki Haley dalam sidang darurat DK PBB seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (15/3/2018).



Serangan gas saraf pada 4 Maret di kota Salisbury, Inggris tersebut membuat bekas mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, Yulia Skripal kini dalam kondisi kritis. Presiden AS Donald Trump telah mendesak Rusia untuk memberikan jawaban terkait insiden itu, namun Trump tidak menyebut bahwa Rusia terlibat dalam percobaan pembunuhan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sidang darurat DK PBB, Dubes Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia membantah keterlibatan negaranya dalam serangan gas saraf tersebut. Dikatakannya, serangan itu merupakan provokasi yang dimaksudkan untuk merusak imej Rusia menjelang Piala Dunia dan pemilihan presiden Rusia.

"Rusia tidak ada hubungannya dengan insiden ini," ujar Nebenzia. "Kami tidak perlu takut, tak ada yang disembunyikan," imbuhnya.


Haley mengatakan, Rusia dimintai tanggung jawab atas serangan gas saraf tersebut. "Jika kita tidak mengambil langkah-langkah segera, konkret untuk mengatasi ini sekarang, Salisbury tak akan menjadi tempat terakhir kita melihat senjata kimia digunakan," cetus Haley di depan anggota DK PBB.

Sebelumnya, otoritas Inggris telah menegaskan bahwa serangan tersebut dilakukan dengan gas saraf Novichok, yang dikembangkan oleh Uni Soviet dan kemudian diwariskan ke Rusia. Inggris menyebut serangan gas saraf itu disponsori oleh negara, dalam hal ini Rusia.

(ita/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads