Seperti dilansir Guardian, Rabu (14/3/2018), pada tahun 1963, Hawking didiagnosa menderita penyakit motor neuron saat usianya 21 tahun. Saat itu para dokter memperkirakan dia hanya akan hidup hingga dua tahun lagi. Namun ternyata dia menderita jenis penyakit yang berkembang lebih lambat dari biasanya. Dia berhasil hidup lebih dari setengah abad.
Saksikan video 20Detik terkait meninggalnya Stephen Hawking di sini:
[Gambas:Video 20detik]
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut.
Pada September 2010, media Inggris, The Telegraph melaporkan, "Stephen Hawking telah menyatakan bahwa Tuhan bukan pencipta alam semesta". Hawking menulis dalam bukunya, The Grand Design, bahwa "Karena adanya hukum seperti gravitasi, tata surya dapat dan akan membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasannya mengapa sekarang ada 'sesuatu' dan bukannya kehampaan, mengapa alam semesta ada dan kita ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan menggerakkan alam semesta."
Pada Rabu (14/3) pagi waktu setempat, pihak keluarga Hawking mengumumkan kematian ilmuwan terkenal tersebut. "Kami sungguh sedih bahwa ayah kami yang tercinta telah meninggal dunia hari ini," ucap anak-anak Hawking, Lucy, Robert dan Tim dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Press Association Inggris, seperti dilansir AFP, Rabu (14/3/2018).
"Dia seorang ilmuwan yang hebat dan pria luar biasa yang kinerja dan peninggalannya akan hidup untuk bertahun-tahun ke depan," imbuh pernyataan itu.
Baca juga: Stephen Hawking Meninggal Dunia |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini