Dikritik, Media China Bela Penghapusan Batas Masa Jabatan Presiden

Dikritik, Media China Bela Penghapusan Batas Masa Jabatan Presiden

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 12 Mar 2018 16:10 WIB
Xi Jinping (BBC World)
Beijing - Diloloskannya amandemen Konstitusi China yang salah satunya mengatur penghapusan batas masa jabatan presiden menuai banyak kritik. Media-media nasional China merilis editorial untuk membela habis-habisan keputusan pemerintah itu.

Keputusan untuk menghapus batas masa jabatan presiden ditentukan dalam voting untuk amandemen konstitusi di Kongres China pada Minggu (11/3) waktu setempat. Voting diikuti oleh nyaris 3 ribu anggota delegasi Kongres China dari seluruh wilayah. Sebanyak 2.958 suara mendukung amandemen Konstitusi China. Hanya dua suara yang menentang dan tiga suara abstain serta satu suara tidak sah.

Dengan amandemen ini, maka Presiden Xi Jinping bisa menjabat untuk waktu tak terbatas dan memicu tudingan dia akan menjabat seumur hidup. Kritikan pun banyak bermunculan. Banyak komentar di media sosial China yang menyerang keputusan itu, mulai dari menyamakan China dengan Korea Utara (Korut) yang memiliki sistem dinasti hingga menyebut kultus era Mao Zedong akan kembali muncul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seperti dilansir Reuters, Senin (12/3/2018), dua surat kabar ternama China, Global Times dan China Daily langsung merilis editorial untuk menangkis berbagai kritikan itu. Dalam editorialnya, Global Times yang banyak dibaca di China menyebut teori-teori politik Barat tidak berguna untuk China.

"Kita semakin percaya diri bahwa kunci menuju jalur China ada pada menjaga kepemimpinan Partai (Komunis) tetap kuat dan secara tegas mengizinkan kepemimpinan Komisi Pusat Partai dengan Kamerad Xi (Jinpiing) berada di pusatnya," demikian bunyi editorial Global Times.

"Dalam beberapa tahun ini, kita telah melihat naik dan turunnya berbagai negara dan khususnya, kenyataan tak menyenangkan bahwa sistem politik Barat tidak berlaku untuk negara-negara berkembang dan memicu hasil yang mengerikan," imbuh editorial itu.


Sedangkan China Daily menekankan poin-poin yang disampaikan People's Daily, corong Partai Komunis China, bahwa amandemen itu tidak mengindikasikan 'masa jabatan seumur hidup untuk setiap pemimpin' di China nantinya.

"Tapi sejumlah orang di Barat bersikeras sebaliknya, meskipun ini hanyalah spekulasi yang menunjukkan seolah-olah mereka tahu lebih baik," tulis China Daily dalam editorial surat kabar berbahasa Inggris itu.

Menurut China Daily, orang-orang -- tanpa menyebut nama -- yang berspekulasi itu memiliki ideologi mengakar yang cenderung melawan China dan pernah salah memprediksi soal sesuatu tentang China. "Penilaian mereka yang keliru hanyalah kumpulan fitnah dangkal terhadap partai dan negara ini," imbuh editorial itu.


Sejumlah akun media sosial media-media besar China mematikan bagian komentar mereka atau hanya menampilkan komentar yang berisi pujian. Namun beberapa komentar bernada kritikan mampu lolos dari sensor yang diberlakukan. "Bagaimana bisa sosialisme yang dipuji telah menjadi monarki yang menentukan hukum?" kritik salah satu pengguna Weibo.

(nvc/rna)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads