Bantahan ini disampaikan terkait pemberitaan media The New York Times pekan lalu, yang mengutip laporan panel pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengklaim, bahwa Pyongyang memasok material dan personel untuk membantu Suriah memproduksi senjata kimia.
Namun media pemerintah Korut, KCNA balik menuding AS sebagai pengguna pertama senjata kimia dan menggunakan munisi biokimia untuk membunuh sekitar 50 ribu orang selama Perang Korea tahun 1950-1953.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan panel pakar PBB itu mengungkap bahwa pasokan yang dikirim secara diam-diam tersebut mencakup ubin tahan zat asam, pipa antikarat, dan termometer. Ubin-ubin itu akan dipakai sebagai bahan konstruksi fasilitas di tempat senjata kimia diproduksi. Barang-barang ini dikirim ke Suriah dalam lima kali pengapalan menggunakan jasa sebuah perusahaan China pada akhir 2016 dan awal 2017.
Pembayaran pasokan dilakukan Pusat Kajian dan Riset Sains (SSRC) -- sebuah badan pemerintah Suriah -- melalui beragam perusahaan. Hasil pemantauan PBB, seperti dikutip The New York Times, menyebutkan sejumlah ahli rudal asal Korut terlihat di berbagai fasilitas pembuatan senjata Suriah.
Laporan panel pakar PBB tersebut muncul di tengah kemunculan kasus-kasus dugaan penggunaan gas klorin di Ghouta Timur oleh pasukan militer Suriah, yang dibantah rezim Presiden Bashar al-Assad. Pemerintah Suriah juga diketahui telah memberitahu panel PBB, bahwa warga Korut di Suriah saat ini hanyalah pelatih dan atlet olahraga.
Menurut sejumlah pakar, Suriah dan Korut punya hubungan militer yang telah terjalin selama puluhan tahun. Hubungan ini meningkat karena Korut diketahui sejak lama menawarkan pasokan militer dan teknologi persenjataan di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Amerika Latin dengan imbalan uang tunai.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini