Juru bicara Mahkamah Agung Melvin Duarte mengatakan kepada kantor berita AFP, Kamis (1/3/2018), wanita itu ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan dugaan korupsi atas masuknya dana senilai US$ 500 ribu ke rekening pribadinya, enam hari sebelum suaminya mengundurkan diri sebagai presiden pada 27 Januari 2014.
Ana Maria Calderon, kepala MACCIH, badan antikorupsi di Honduras yang dibentuk Organisasi Negara-negara Amerika, menyatakan bahwa kantor mantan ibu negara itu juga diduga menggelapkan dana total US$ 4 juta antara 2011 dan 2014. Dikatakan Calderon, sebagian dari dana itu -- US$ 170.000 -- merupakan donasi dari Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dewan Antikorupsi Nasional Honduras, rekening resmi milik Bonilla juga menerima dana US$ 638.000 dari sebuah badan pemerintah untuk anak-anak.
Bonilla akan disidang di depan hakim kriminal yang menangani kasus-kasus korupsi, yang akan memutuskan apakah dia akan terus dipenjara selama proses persidangan atau tidak.
Pada akhir tahun 2017 lalu, Bonilla membantah tuduhan korupsi yang menerpanya. Penangkapan Bonilla terjadi satu hari setelah Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Nikki Haley, mengunjungi Honduras untuk membahas masalah perdagangan narkoba serta korupsi.
Suami Bonilla, Lobo menjadi presiden Honduras pada tahun 2009 setelah kudeta militer yang menggulingkan presiden saat itu, Manuel Zelaya. Lobo menjabat hingga 2014. Sebelumnya pada tahun 2017 lalu, putra pasangan Bonilla-Lobo, Fabio Lobo, divonis penjara 24 tahun oleh pengadilan Amerika Serikat yang menyatakan dirinya bersalah karena bersekongkol memasukkan kokain ke AS.
(ita/ita)