Seperti dilansir Reuters, Senin (19/2/2018), komentar ini menjadi reaksi pertama Kremlin atau Istana Kepresidenan Rusia terhadap dakwaan pidana mencampuri pilpres AS yang dijeratkan Biro Investigasi Federal (FBI) kepada 13 warga negara Rusia.
Dakwaan untuk 13 warga Rusia itu dirilis jaksa khusus Robert Mueller pada Jumat (16/2) waktu setempat. Mueller memimpin penyelidikan FBI terhadap dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia untuk mempengaruhi hasil pilpres 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam tanggapannya pada Sabtu (17/12) lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyebut dakwaan itu absurd.
Pihak Kremlin baru memberikan tanggapan resmi pada Senin (18/2) waktu setempat. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menekankan bahwa dakwaan AS itu lebih fokus pada individu-individu daripada pada negara Rusia. Ditegaskan Peskov bahwa dakwaan itu tidak memberikan bukti nyata yang menunjukkan keterlibatan Kremlin atau lembaga pemerintah Rusia.
"Mereka berbicara soal warga negara Rusia, tapi kita mendengar pengumuman dari tudingan Washington soal keterlibatan negara Rusia, Kremlin dan pemerintah Rusia. Tidak ada indikasi bahwa negara Rusia bisa terlibat dalam hal ini," ucap Peskov.
"Rusia tidak mencampuri, tidak memiliki kebiasaan mencampuri urusan dalam negeri negara-negara lain dan tidak sedang melakukannya sekarang," imbuhnya.
Kremlin telah berulang kali menyangkal tudingan yang menyebut Rusia berupaya mempengaruhi hasil pilpres AS untuk membantu Trump menjadi Presiden AS. Disebutkan Kremlin bahwa tudingan-tudingan semacam itu merupakan bagian dari kampanye anti-Rusia di AS.
Peskov juga menegaskan dalam tanggapannya bahwa tudingan-tudingan AS itu tidak berdasar dan tidak adil.
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini