Seperti dilansir Reuters, Kamis (15/2/2018), perkiraan biaya parade militer AS itu diungkapkan saat Direktur Kantor Pengelolaan dan Anggaran Gedung Putih (OMB), Mick Mulvaney, dimintai keterangan oleh Kongres AS pada Rabu (14/2) waktu setempat.
Mulvaney hadir untuk membahas rencana anggaran fiskal 2019 bersama Kongres AS. Besaran biaya parade militer menjadi pertanyaan ketika Mulvaney ditanyai soal rencana anggaran pertahanan yang mencapai US$ 4,4 triliun (Rp 58.779 triliun).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan sejumlah media AS, Trump terinspirasi untuk memamerkan militer AS dalam sebuah parade setelah dia berkunjung ke Prancis tahun lalu. Saat itu, Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama-sama menyaksikan parade militer di Avenue des Champs-Elysees, Paris.
Dilaporkan bahwa Trump telah memerintahkan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon untuk melakukan analisis sejumlah opsi parade militer yang bisa dikajinya. Pekan lalu, Menteri Pertahanan AS James Mattis menyatakan keyakinannya bahwa Trump ingin Washington DC menjadi lokasi parade militer, namun tetap terbuka jika parade digelar di wilayah lain.
Keinginan Trump menggelar parade militer itu memancing kritikan dari kalangan Partai Demokrat. Terutama terkait biaya yang jumlahnya tentu tidak sedikit. Diketahui bahwa Pentagon kini tengah berjuang menutupi anggaran pelatihan, program dukungan dan bagi para personelnya.
Salah satu yang melontarkan kritikan keras adalah anggota parlemen Demokrat Barbara Lee. Dalam sesi tanya-jawab di Komisi Anggaran DPR AS, Lee terus mempertanyakan soal biaya parade militer yang diinginkan Trump.
"Anda tahu parade ini sangat mirip dengan parade yang digelar di negara-negara otoritarian seperti Korea Utara," ujarnya menyindir.
Menanggapi Lee, Mulvaney menyatakan bahwa AS sebelumnya pernah menggelar parade militer. "Kita sebenarnya menggelar banyak parade militer di negara ini sebelumnya. Saya pikir salah satunya yang paling baru adalah tahun 1990-an," ucapnya. (nvc/ita)