Seperti dilansir AFP dan Reuters, Selasa (13/2/2018), temuan bom bekas perang seberat 500 kilogram itu telah menyebabkan penutupan sementara Bandara Kota London sepanjang Senin (12/2) waktu setempat. Bom ditemukan di dekat Sungai Thames, dekat landasan bandara.
Bom bekas Perang Dunia II yang tidak meledak itu diyakini dijatuhkan militer Jerman pada periode September 1940 - Mei 1941 silam. Zona larangan sejauh 214 meter sempat diberlakukan dari lokasi temuan bom, saat upaya pemindahan dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampaknya, zona larangan kini dicabut dan bandara dibuka kembali seperti biasa pada Selasa (13/2)," imbuh Sinclair dalam pernyataannya.
Selama penutupan dilakukan, aktivitas penerbangan dari dan ke Bandara Kota London terpaksa dihentikan. Sekitar 16 ribu penumpang terkena dampak penutupan ini, meskipun beberapa maskapai penerbangan mengalihkan penerbangan ke bandara lain di London.
"Untuk semua orang yang terkena dampaknya -- apakah Anda yang seharusnya terbang pada Senin (12/2), atau Anda dievakuasi dari rumah atau perjalanan kerja Anda terganggu oleh penutupan DLR (Docklands Light Railway) -- terima kasih atas kesabaran dan pengertian Anda," ucap Sinclair.
Setidaknya ada 500 orang yang dievakuasi dari kediaman mereka saat upaya pemindahan dilakukan.
Jonny Campbell, perwira Angkatan Laut Inggris yang bertanggung jawab atas tim penyelam penjinak bom, menyatakan objek bekas Perang Dunia II itu ditarik di sepanjang Sungai Thames setelah dipindahkan dari dasar laut. "Kami akan memasang peledak militer berdaya ledak tinggi sebelum melakukan peledakan terkendali," imbuhnya.
Bandara Kota London yang dibuka tahun 1987 terletak di dekat dermaga yang tidak digunakan lagi. Bandara ini melayani sekitar 4,5 juta penumpang sepanjang tahun 2017 dan kebanyakan mengoperasikan penerbangan domestik.
(nvc/ita)











































