Hal tersebut disampaikan utusan kepresidenan Rusia untuk Afghanistan, Zamir Kabulov.
"Patut diperhatikan bahwa para ekstremis sendiri dan senjata-senjata untuk mereka, menurut berbagai keterangan saksi, kerap dikirimkan ke wilayah Afghanistan dengan helikopter-helikopter," kata Kabulov seperti dilansir media Press TV, Sabtu (10/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pada 23 Desember 2017, Kabulov mengingatkan bahwa sekitar 10 ribu anggota ISIS diperkirakan berada di Afghanistan, dan jumlah mereka terus bertambah.
"Daesh telah meningkatkan kekuasaannya dengan signifikan di negara itu belakangan ini. Menurut perkiraan kami, jumlah militan mencapai 10.000 dan terus bertambah, khususnya dikarenakan militan-militan baru yang tiba dari Suriah dan Irak," kata Kabulov saat itu.
Pada November 2017 lalu, mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan pada jaringan televisi Al-Jazeera bahwa AS berkolusi dengan ISIS di Afghanistan dan membiarkan para militan ISIS berkembang di negara konflik tersebut.
"Dalam pandangan saya, di bawah keberadaan penuh AS, pengawasan, militer, politik, intelijen, Daesh (nama lain ISIS) telah muncul. Dan selama dua tahun, rakyat Afghan menjerit keras mengenai penderitaan mereka. Tak ada yang dilakukan," cetus Karzai saat itu.
(ita/ita)











































