Kepala Dewan Pemilihan Nasional, Tibisay Lucena, menyampaikan pengumuman soal tanggal pilpres tersebut pada Rabu (7/2) usai gagalnya pembicaraan antara pemerintah dan oposisi mengenai tanggal pelaksanaan pilpres. Dalam pembicaraan tersebut, Maduro bersikeras untuk menggelar pilpres lebih awal, sementara pihak oposisi menolaknya.
"Kami meminta pemerintah untuk tidak melakukan kesalahan tak masuk akal dengan meminta digelarnya pemilihan secara sepihak," ujar delegasi oposisi, Julio Borges lewat akun Twitter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilpres ini akan digelar di tengah krisis politik dan ekonomi yang melanda negara Amerika Selatan itu. Venezuela saat ini juga dalam kondisi semakin dikucilkan secara internasional. Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap Maduro dan para pejabatnya, dengan Washington menyebut Maduro "diktator."
Maduro dan pemerintahannya membela diri dengan menyatakan bahwa krisis ekonomi merupakan ulah negara-negara musuh -- khususnya AS, dan juga Kolombia -- yang bersekongkol dengan para pebisnis sayap kanan yang berupaya menggulingkan kekuasaannya. (ita/ita)