Turki Tahan 573 Orang karena Memprotes Operasi Militer di Suriah

Turki Tahan 573 Orang karena Memprotes Operasi Militer di Suriah

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 05 Feb 2018 18:26 WIB
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Ankara - Otoritas Turki telah menahan 573 orang karena menentang operasi militer Turki di Suriah. Mereka yang ditangkap termasuk warga Turki yang ikut berdemo dan memposting kritikan mereka di media-media sosial.

Oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mereka yang mengkritik operasi militer di Suriah disebut sebagai "pengkhianat".

Bulan lalu, Turki memulai serangan-serangan udara dan darat terhadap para milisi Kurdi, YPG di wilayah Afrin, Suriah barat laut. Otoritas Turki telah berulang kali mengingatkan bahwa otoritas akan mengadili mereka yang menentang, mengkritik atau salah mengartikan operasi militer yang diberi nama "Operation Olive Branch" tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak dimulainya Operation Olive Branch, 449 orang telah ditahan karena menyebarkan propaganda teroris di media sosial dan 124 orang ditahan karena ikut serta dalam aksi-aksi protes," demikian disampaikan Kementerian Dalam Negeri Turki dalam statemen seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (5/2/2018).

Operasi militer tersebut banyak didukung oleh media-media pro-pemerintah Turki dan oleh sebagian besar partai politik, kecuali partai oposisi pro-Kurdi.

Pekan lalu, jaksa penuntut umum memerintahkan penahanan 11 anggota senior Asosiasi Medis Turki, termasuk ketuanya, setelah organisasi tersebut mengkritik operasi militer di Suriah, dengan menyatakan: "Tidak untuk perang, perdamaian segera". Perintah penangkapan kemudian dikeluarkan untuk 13 orang lainnya yang mendukung organisasi kedokteran tersebut.

"Ada Undang-Undang yang melarang glorifikasi terorisme, dukungan untuk terorisme lewat propaganda dan media. Para jaksa sedang menerapkan UU tersebut," kata juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin kepada para wartawan di Istanbul.

Pemerintah Turki menganggap YPG yang didukung Amerika Serikat sebagai kelompok teroris dan merupakan perluasan dari gerakan Kurdi, Kurdistan Workers Party (PKK) yang telah melancarkan pemberontakan di Turki sejak tahun 1984. Kelompok YPG menguasai wilayah Afrin. (ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads