Oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mereka yang mengkritik operasi militer di Suriah disebut sebagai "pengkhianat".
Bulan lalu, Turki memulai serangan-serangan udara dan darat terhadap para milisi Kurdi, YPG di wilayah Afrin, Suriah barat laut. Otoritas Turki telah berulang kali mengingatkan bahwa otoritas akan mengadili mereka yang menentang, mengkritik atau salah mengartikan operasi militer yang diberi nama "Operation Olive Branch" tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operasi militer tersebut banyak didukung oleh media-media pro-pemerintah Turki dan oleh sebagian besar partai politik, kecuali partai oposisi pro-Kurdi.
Pekan lalu, jaksa penuntut umum memerintahkan penahanan 11 anggota senior Asosiasi Medis Turki, termasuk ketuanya, setelah organisasi tersebut mengkritik operasi militer di Suriah, dengan menyatakan: "Tidak untuk perang, perdamaian segera". Perintah penangkapan kemudian dikeluarkan untuk 13 orang lainnya yang mendukung organisasi kedokteran tersebut.
"Ada Undang-Undang yang melarang glorifikasi terorisme, dukungan untuk terorisme lewat propaganda dan media. Para jaksa sedang menerapkan UU tersebut," kata juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin kepada para wartawan di Istanbul.
Pemerintah Turki menganggap YPG yang didukung Amerika Serikat sebagai kelompok teroris dan merupakan perluasan dari gerakan Kurdi, Kurdistan Workers Party (PKK) yang telah melancarkan pemberontakan di Turki sejak tahun 1984. Kelompok YPG menguasai wilayah Afrin. (ita/ita)