Jika Latihan Militer AS-Korsel Berlanjut, Korut Tak Tinggal Diam

Jika Latihan Militer AS-Korsel Berlanjut, Korut Tak Tinggal Diam

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 02 Feb 2018 12:03 WIB
Ilustrasi
Pyongyang - Korea Utara (Korut) kembali melontarkan ancaman untuk Amerika Serikat (AS). Korut menegaskan tidak akan tinggal diam jika AS melanjutkan latihan militer gabungan dengan Korea Selatan (Korsel) usai Olimpiade Musim Dingin 2018 berakhir.

Untuk sementara, latihan militer gabungan itu dihentikan sementara selama Olimpiade Musim Dingin digelar pada 9-25 Februari ini. Hal itu diputuskan sejak awal Januari lalu oleh AS dan Korsel agar tidak mengganggu jalannya Olimpiade Musim Dingin, serta agar militer Korsel bisa fokus mengamankan pelaksanaan pesta olahraga itu.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (2/2/2018), Korut melalui Menteri Luar Negeri Ri Yong-Ho mengirimkan surat kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang isinya peringatan keras untuk AS terkait latihan militer gabungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Setiap latihan militer gabungan digelar) perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea sangat terancam dan konfrontasi serta kecurigaan antar-Korea mencapai puncak, sehingga memicu kesulitan dan hambatan besar terhadap dialog yang sulit terwujud," demikian bunyi surat Ri kepada PBB.

"Kami akan mengupayakan setiap langkah untuk meningkatkan hubungan antar-Korea di masa depan, tapi tidak akan pernah tinggal diam terhadap aksi jahat dengan melemparkan handuk basah ke arah upaya-upaya kami," imbuhnya.


Latihan militer gabungan AS dan Korsel yang merupakan acara rutin tahunan ini selalu memicu kemarahan Korut, yang menganggapya sebagai latihan untuk menginvasi wilayahnya.

Dalam suratnya, Menlu Ri juga menyebut AS telah 'menyesatkan' opini publik dengan mengklaim bahwa terwujudnya dialog antar-Korea berkat langkah-langkah tegas AS. Diketahui bahwa dialog antara Korut dan Korsel kembali terjalin pada Januari lalu, setelah terputus selama dua tahun terakhir.

"Fakta bahwa titik balik dramatis telah terwujud untuk perdamaian dan stabilitas, rekonsiliasi dan kerja sama, dan reunifikasi Semenanjung Korea di mana ketidakpastian bahaya perang membayangi, jelas secara keseluruhan berkat cinta kasih yang mulia untuk negara dari yang terhormat Kamerad Kim Jong-Un," tegas Ri dalam suratnya.

"Namun, otoritas AS menyesatkan opini publik seolah-olah dialog antar-Korea merupakan hasil dari sanksi dan tekanan keras mereka yang diberlakukan pada negara kami," imbuhnya.

Ri tampaknya merujuk pada klaim Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu, yang mengklaim terjalinnya dialog antara Korsel dan Korut merupakan dampak dari langkah tegas AS terhadap Korut. Presiden Korsel Moon Jae-In juga menyebut Trump pantas mendapatkan 'penghargaan besar' atas terjalinnya kembali dialog antar-Korea.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads