"Teroris yang melakukan hal-hal seperti memasang bom di dalam rumah sakit sipil sungguh jahat. Saat dimungkinkan, kita membinasakan mereka. Ketika diperlukan, kita harus mampu menahan dan menginterogasi mereka," ucap Trump dalam pidatonya seperti dilansir CNN, Rabu (31/1/2018).
"Tapi kita harus jelas: Teroris bukan sekadar penjahat. Mereka musuh dalam pertempuran yang bertentangan dengan hukum. Dan ketika ditangkap di luar negeri, mereka seharusnya diperlakukan seperti diri mereka yang teroris," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemeriksaan fakta oleh CNN menyebut pernyataan Trump ini benar adanya. Diketahui bahwa Abu Bakr al-Baghdadi yang kini memimpin Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pernah ditangkap tahun 2004 lalu dan ditahan di Camp Bucca, sebuah penjara yang dikelola AS di Irak.
Melanjutkan pidatonya, Trump lantas mengumumkan keputusannya menandatangani perintah eksekutif untuk tetap membuka Penjara Guantanamo di Kuba. Penjara yang dikelola militer AS di Teluk Guantanamo ini, sempat dinyatakan akan ditutup di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama.
"Jadi hari ini, saya menepati satu janji lainnya. Saya baru saja menandatangani sebuah perintah yang mengarahkan Menteri Pertahanan (James) Mattis untuk memeriksa ulang kebijakan tempat tahanan militer dan untuk tetap membuka fasilitas tahanan di Teluk Guantanamo," ungkap Trump.
"Saya juga meminta Kongres untuk memastikan agar, dalam pertempuran melawan ISIS dan Al-Qaeda, kita terus memiliki semua kekuatan yang diperlukan untuk menahan teroris -- ke mana saja kita akan mengejar mereka," tegas Trump.