Sesal Dubes AS Usai Beri Komentar Kontroversial ke Muslim Belanda

Sesal Dubes AS Usai Beri Komentar Kontroversial ke Muslim Belanda

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 12 Jan 2018 12:24 WIB
Pete Hoekstra (AFP PHOTO/JOHN THYS)
Washington DC - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Belanda yang ditunjuk Presiden Donald Trump, Pete Hoekstra, memicu kontroversi dengan komentarnya soal imigran muslim di Belanda. Departemen Luar Negeri AS menyebut Hoekstra khilaf dan menyesali komentarnya itu.

Dalam komentar kontroversial yang disampaikannya dua tahun lalu, Hoekstra menyebut imigran muslim di Belanda pernah membakar hidup-hidup para politikus dan memicu terciptanya 'zona larangan'.

Pada Rabu (10/1) waktu setempat, Hoekstra memicu kemarahan media Belanda setelah menolak menjawab pertanyaan wartawan soal komentar kontroversialnya itu. Hoekstra bahkan menyangkal dirinya pernah menyampaikan komentar semacam itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataan menanggapi hal ini, seperti dilansir Reuters, Jumat (12/1/2018), Wakil Menteri Luar Negeri AS Steve Goldstein menegaskan Departemen Luar Negeri AS 'tidak setuju' dengan komentar kontroversial Hoekstra tahun 2015 itu. Hoekstra yang kelahiran Belanda ini pernah menjadi anggota parlemen negara bagian Michigan selama 18 tahun.

Menurut Goldstein, komentar Goldstein itu merupakan sebuah kesalahan. Dia menyatakan Hoekstra akan memberikan tanggapan lengkap soal komentar kontroversial itu dalam wawancara dengan sebuah media Belanda pada Jumat (12/1) waktu setempat.

Tidak hanya itu, Hoekstra juga akan mengunjungi sejumlah komunitas warga lokal Belanda, termasuk komunitas warga muslim, pada akhir pekan.

Lebih lanjut, Goldstein menyatakan Hoekstra telah menyampaikan permohonan maaf terkait komentar kontroversial itu pada Desember 2017 via Twitter. Disebutkan Goldstein bahwa Hoekstra juga menyesali sikapnya kepada media Belanda yang menanyainya soal isu ini.

"Duta Besar melakukan kesalahan pada tahun 2015, dengan melontarkan komentar yang seharusnya tidak disampaikannya. Dia mengakui hal itu. Dia telah meminta maaf pada Desember lalu. Dia akan melakukan wawancara. ... Kami menjelaskan kepada Duta Besar bahwa dia harus bertindak untuk menyelesaikan persoalan ini. Dan dia jelas memahami hal itu. Dia merasakan penyesalan besar," terang Goldstein.

Pada Desember lalu, Hoekstra juga sempat menyangkal pernah melontarkan komentar kontroversial ini. Dia bahkan sempat menyebutnya sebagai 'berita palsu'. Namun pada 23 Desember 2017, Hoekstra melalui Twitter mengakui dirinya memang pernah melontarkan komentar kontroversial itu dan mengaku menyesal pernah menyangkalnya.

"Saya membuat pernyataan tertentu pada tahun 2015 dan menyesali penyangkalan saat wawancara dengan Nieuwsuur (program televisi Belanda-red). Tolong terima permohonan maaf saya," tulisnya saat itu.

Komentar kontroversial Hoekstra ini disampaikan dalam diskusi panel yang disponsori David Horowitz Freedom Center yang beraliran sayap kanan, pada tahun 2015. "Pergerakan Islam sekarang mencapai titik di mana mereka membawa Eropa ke dalam kekacauan," sebut Hoekstra saat itu. "Kekacauan di Belanda -- ada mobil-mobil dibakar. Ada politikus yang dibakar dan iya, ada zona larangan di Belanda," imbuhnya.

(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads