Minta Wartawan Bertanya ke Replika Dirinya, PM Thailand Dikritik

Minta Wartawan Bertanya ke Replika Dirinya, PM Thailand Dikritik

Jabbar Ramdhani - detikNews
Rabu, 10 Jan 2018 04:59 WIB
PM Thailand Prayut Chan-ocha (Foto: Dok. REUTERS/Erik De Castro)
Bangkok - Ada-ada saja tingkah Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-o-cha. Tak mau ditanya pertanyaan rumit oleh wartawan, ia pun meletakkan replika dirinya di depan microphone.

Dilansir AFP, Rabu (10/1/2018), saat itu Prayut tengah diwawancara wartawan di Government House. Tak lama setelah meminta wartawan mewawancarai replika dirinya, ia pun mengucapkan selamat tinggal dan bahasa isyarat 'aku cinta kamu'.

"Siapa pun yang mau berfoto, ajukan pertanyaan politik... tentang konflik... tanyakan pada orang ini," canda Prayuth.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reuters melaporkan, ada sebanyak 17 replika Prayut yang didirikan di seputar kompleks pemerintah menjelang Hari Anak pada Sabtu (13/1) nanti. Dalam replika tersebut tampak sosok Prayuth dalam berbagai kostum termasuk pakaian olah raga, pakaian kerja, dan pakaian tradisional Thailand.

Aksi pria yang dikenal dengan temperamental ini menimbulkan beragam reaksi di media sosial. Human Right Watch mengkritik hal ini dan menyebut tindakan tersebut sebagai 'penghinaan terhadap kritik media' oleh junta militer di sebuah negara yang belum memulihkan demokrasi sejak kudeta tahun 2014.

[Gambas:Video 20detik]


Human Rights Watch menambahkan tindakan ini sebagai sebuah 'daftar panjang reaksi aneh dan intimidasi terhadap wartawan'.

"Pemimpin junta Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha terus menunjukkan penghinaan terhadap kritik media dan keterbukaan," kata peneliti senior Thailand, Sunai Phasuk, di Human Rights Watch kepada Reuters.

Jenderal ini juga dikenal kerap memberi komentar mengancam. Pada tahun 2015 dia memperingatkan wartawan bahwa dia punya kekuatan untuk mengeksekusinya. Di tempat lain, kejadian terpisah, dia melemparkan kulit pisang ke seorang reporter.

Pemerintah Prayuth telah mengumumkan akan mengadakan pemilihan umum pada bulan November 2018 setelah berulang kali menunda pemungutan suara. Meski begitu, pemerintah Prayut dinilai masih membungkam kebebasan media.

"Bahkan ketika junta berjanji untuk mengadakan pemilihan, tidak ada ruang terbuka untuk kebebasan media," kata Sunai.

Sejak merebut keuasaan dengan kudeta terhadap Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, Prayut telah mengembangkan reputasi untuk perlakuan kasar terhadap media.

Banyak orang Thailand percaya Prayut merombak citra dirinya sebagai karakter yang menyenangkan jelang pemilihan umum.

Pekan lalu, Prayut mengatakan kepada wartawan bahwa dia bukan lagi orang tentara tapi seorang 'politisi' meskipun dia sangat malu apakah dia akan berusaha menjadi pemimpin sipil pertama negara itu sejak Yingluck.

(jbr/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads