"Terkait peristiwa beberapa hari terakhir, musuh-musuh Iran telah bersatu dan menggunakan seluruh cara, uang, senjata, kebijakan (politik) dan aparat keamanan (intelijen) untuk memicu masalah bagi Republik Islam," ucap Khamenei dalam pernyataannya yang ditayangkan televisi nasional Iran, seperti dilansir AFP dan Reuters, Selasa (2/1/2018).
"Musuh selalu mencari kesempatan dan celah untuk menyusup dan menyerang negara Iran," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, total 21 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan yang dipicu unjuk rasa antipemerintah di berbagai kota Iran sejak Kamis (28/12) pekan lalu. Unjuk rasa ini awalnya dipicu oleh aksi memprotes perekonomian Iran yang memburuk, namun kemudian bergeser menjadi seruan lengsernya rezim pemerintah Iran secara keseluruhan.
"Hal yang bisa menghentikan musuh dari tindakannya adalah semangat keberanian, pengorbanan dan keyakinan rakyat," tegas Khamenei dalam pernyataannya.
Khamenei tidak menyebut langsung siapa yang dimaksud musuh Iran tersebut. Namun Wakil Dewan Tertinggi Keamanan Nasional, Ali Shamkhani, menyebut Amerika Serikat, Inggris dan Arab Saudi sebagai pihak-pihak di balik kerusuhan terbaru di Iran.
"Saudi akan mendapatkan balasan tak diduga dari Iran dan mereka tahu betapa seriusnya balasan itu," ucap Shamkhani dalam wawancara dengan Al Mayadeen TV yang berbasis di Lebanon, seperti dikutip kantor berita Tasnim.
Shamkhani juga menyebut kerusuhan di Iran sebagai 'perang proxy (perpanjangan tangan) melawan rakyat Iran'. "Tagar dan pesan-pesan soal situasi Iran datang dari Amerika Serikat, Inggris dan Arab Saudi," imbuhnya.
(nvc/rna)