Sebelum voting digelar pada Kamis (21/12) waktu setempat, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengancam akan memangkas dana bantuan bagi negara-negara yang mendukung resolusi tersebut. Entah takut akan ancaman tersebut atau tidak, ternyata ada 21 negara yang tidak hadir untuk memberikan suara dalam voting Majelis Umum PBB tersebut. Seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (22/12/2017), negara-negara tersebut termasuk Ukraina, yang memang banyak menerima dana bantuan dari pemerintah AS.
Adapun 9 negara yang menolak resolusi tersebut adalah Guatemala, Honduras, Israel, Marshall Islands, Micronesia, Nauru, Palau, Togo dan AS tentunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menolak keputusan Trump soal Yerusalem, resolusi Majelis Umum PBB ini menegaskan bahwa status Yerusalem harus diselesaikan lewat negosiasi, dan setiap keputusan yang dibuat di luar kerangka itu harus dicabut.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour mengatakan, resolusi ini merupakan pukulan masiv bagi Amerika. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun mengatakan bahwa hasil voting ini menunjukkan ilegalitas keputusan Trump soal Yerusalem. Erdogan pun menyerukan pemerintah AS untuk mencabut keputusan tersebut.
Sebelumnya pada Rabu (20/12), Presiden Trump mengeluarkan ancaman atas negara-negara yang akan menentang AS saat penghitungan suara di Majelis Umum PBB ini. Trump mengancam akan memangkas dana bantuan bagi negara-negara tersebut. "Mereka mengambil jutaan dolar dan bahkan miliaran dolar dan mereka memberi suara yang menentang kita," katanya kepada para wartawan di Gedung Putih, Rabu (20/12).
"Biarkan mereka bersuara menentang kita. Kita akan menghemat banyak. Kita tidak peduli," cetus Trump.
(ita/ita)