Dilansir Reuters, Kamis (21/12/2017), pengendara mobil itu merupakan pria berkewarganegaraan Australia asal Afganistan yang diketahui memiliki riwayat gangguan jiwa. Meski telah menabrak kerumunan pejalan kaki di kawasan pertokoan di Melbourne dan melukai 19 orang, polisi tidak yakin jika insiden ini merupakan upaya teror.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: https://news.detik.com/internasional/d-3779978/mobil-tabrak-kerumunan-pejalan-kaki-di-melbourne-belasan-luka
Salah satu pemilik tokoh donat di lokasi tersebut, Jim Stoupas, mengatakan jika kecepatan mobil itu mencapai 100 kph (62mph) saat melintas di persimpangan yang penuh dengan orang-orang. Sebelum akhirnya mulai menabraki satu persatu orang yang berada di kerumunan tersebut.
"Yang bisa anda dengar hanya 'bang bang bang bang bang' dan teriakan," ujar Stoupas. Dia menambahkan mobil itu kemudian berhenti di tempat pemberhentian tram.
Polisi mengatakan pria pengendara mobil berusia 32 tahun itu memiliki riwayat pengguna narkoba, dan gangguan jiwa.
"Saat ini, kami tidak memiliki barang bukti atau intelijen yang menyebut ada keterkaitan peristiwa tersebut dengan aksi terorisme," ujar Kepala Komisioner Negara Bagian Viktoria, Shane Patton.
Empat korban saat ini berada dalam kondisi kritis, termasuk salah satunya bocah pra-sekolah yang menderita luka di kepalanya. Polisi juga menahan pria berusia 24 tahun yang merekam peristiwa tersebut dan membawa pisau di dalam tasnya.
Patton menyatakan kemungkinan besar pria berusia 24 tahun itu tak terlibat. Meski diyakini tidak terlibat, pria itu masih diperiksa polisi.
Peristiwa itu terjadi di persimpangan jalan dekat stasiun Flinders Street di pusat kota Melbourne. Seorang saksi mata, John, mengaku melihat sebuah kendaraan SUV dengan kecepatan tinggi dan menabrak orang-orang. "Saya melihat sebuah mobil, SUV yang melaju dengan kecepatan tinggi," tuturnya kepada ABC Radio Melbourne. (nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini