Trump Telepon Raja Salman Bahas Serangan Rudal Houthi ke Riyadh

Trump Telepon Raja Salman Bahas Serangan Rudal Houthi ke Riyadh

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 21 Des 2017 11:47 WIB
rudal Houthi yang ditembakkan ke Riyadh (Foto: Reuters)
Washington - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menelepon Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud usai serangan rudal dari Yaman ke Riyadh, Saudi. Dalam percakapan telepon tersebut, Trump menyampaikan solidaritas pada Saudi dan mengecam serangan rudal yang dilakukan kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

Kelompok pemberontak Houthi menembakkan sebuah rudal ke istana kerajaan Al-Yamama di Riyadh pada Selasa (19/12) waktu setempat. Namun rudal tersebut berhasil ditangkal dengan sistem antirudal Saudi.

Gedung Putih menyatakan, serangan rudal tersebut dimungkinkan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran. Hal ini telah dibantah keras oleh otoritas Iran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Raja Salman menyampaikan perkembangan mengenai situasi kepada Presiden Trump dan menjelaskan kepada Presiden tentang rencana Arab Saudi untuk meringankan krisis kemanusiaan di Yaman," demikian disampaikan Gedung Putih mengenai percakapan telepon Trump dan Raja Salman pada Rabu (20/12) waktu setempat.

"Para pemimpin tersebut membahas pentingnya melibatkan PBB untuk meminta pertanggungjawaban Iran atas berulangnya pelanggaran hukum internasional dan setuju mengenai pentingnya menghidupkan kembali proses politik untuk mengakhiri perang di Yaman," imbuh Gedung Putih seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (21/12/2017).

Rudal yang ditembakkan Houthi pada Selasa (19/12) lalu merupakan rudal kedua yang ditembakkan dari wilayah Yaman ke Riyadh dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya pada 4 November lalu, koalisi pimpinan Saudi menyatakan berhasil menghalau sebuah rudal Houthi yang ditembakkan ke Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh.

Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak tahun 2014, ketika pemberontak Houthi mengusai sebagian besar wilayah negara tersebut, termasuk ibu kota Sanaa. Konflik tersebut memanas setahun kemudian setelah Saudi dan sekutu-sekutu Arab-nya melancarkan serangan-serangan udara untuk memerangi pemberontak Houthi. Koalisi Saudi juga menerapkan blokade ekonomi terhadap Yaman, yang memperparah krisis kemanusiaan di negara termiskin di dunia Arab tersebut.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads