OKI yang beranggotakan 57 negara akan membahas kekhawatiran mengenai kemungkinan keputusan kontroversial AS tersebut dalam pertemuan di Jeddah, Saudi pada Senin (4/12) waktu setempat.
"Jika Amerika Serikat mengambil langkah untuk mengakui Yerusalem sebagai apa yang dinamakan ibu kota Israel, kami dengan suara bulat menyarankan untuk menggelar pertemuan di tingkat dewan menteri luar negeri yang diikuti dengan KTT Islam secepat mungkin," demikian pernyataan OKI seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (5/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OKI mengingatkan bahwa mengakui Yerusalem atau mendirikan misi diplomatik di kota sengketa tersebut akan dipandang sebagai "serangan terang-terangan pada negara-negara Arab dan Islam".
Hal pokok dalam isu pengakuan Yerusalem adalah pertanyaan mengenai apakah Trump akan memindahkan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Semua kedutaan asing, termasuk kedutaan AS selama ini berada di Tel Aviv. Sebelumnya, pemerintah Palestina telah beberapa kali mengingatkan Trump untuk tidak memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem. Pemerintah Palestina mengingatkan bahwa langkah tersebut bisa memupuk kefanatikan dan kekerasan serta merusak proses perdamaian Timur Tengah.
Israel menduduki wilayah Yerusalem timur dan Tepi Barat dalam perang tahun 1967. Israel kemudian menganeksasi wilayah Yerusalem timur dalam langkah yang tak pernah diakui komunitas internasional. Sedangkan Palestina tetap memandang wilayah tersebut sebagai ibu kota negara independen mereka di masa mendatang. Adapun sikap pemerintah AS selama ini adalah status Yerusalem harus dinegosiasikan antara Palestina dan Israel. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini