Saleh yang merupakan tokoh berpengaruh di Yaman ini, awalnya bersekutu dengan pemberontak Houthi yang didukung Iran dalam konflik Yaman yang berlangsung selama 3 tahun terakhir. Dia memimpin Yaman selama lebih dari 20 tahun sebelum dipaksa lengser pada tahun 2012 saat kerusuhan besar-besaran melanda Timur Tengah.
Dengan bantuan Saleh yang masih memiliki banyak pasukan loyalis meski tak lagi menjabat, Houthi mampu menduduki ibu kota Sanaa hingga memaksa Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, menyelamatkan diri ke Arab Saudi. Koalisi negara-negara Arab yang dipimpin Saudi lantas menggelar operasi militer di Yaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir Reuters, Selasa (5/12/2017), beberapa hari sebelum tewas ditembak, Saleh yang berusia 75 tahun ini berpindah kubu dalam konflik Yaman. Pada Sabtu (2/12), Saleh menyatakan dirinya siap untuk menjalani 'babak baru' dengan koalisi pimpinan Arab Saudi. Saleh bahkan menyebut Houthi sebagai 'milisi kudeta'.
"Saya menyerukan kepada saudara-saudara negara tetangga dan sekutunya untuk menghentikan agresi mereka, menghentikan pengepungan, membuka bandara dan mengizinkan bantuan makanan dan menyelamatkan yang terluka dan kami akan membuka lembaran baru dengan kebajikan dari negara tetangga kita," kata Saleh melalui pidato di televisi setelah dia berpindah kubu.
Dia menambahkan: "Kami akan berunding dengan mereka melalui cara yang positif dan sudah cukup apa yang terjadi di Yaman."
Presiden Hadi menyambut baik pernyataan itu dan menyatakan siap bekerja sama dengan Saleh untuk melawan Houthi. Namun harapan untuk perundingan damai pupus dengan kematian Saleh.
Dituturkan sejumlah sumber dari kalangan pemberontak Houthi, para petempur mereka menyerang rombongan kendaraan lapis baja yang membawa Saleh dengan roket RPG di Sanaa bagian selatan. Houthi mengklaim para petempur mereka menembak mati Saleh.
Partai Kongres Rakyat Umum (GPC) yang dibentuk dan dipimpin Saleh, telah memastikan kematian mantan Presiden Yaman itu via situsnya. Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat jenazah Saleh yang berlumuran darah ditutup selimut warna merah dan dibawa ke truk pikap.
Pemimpin Houthi, Abdul-Malek al-Houthi, menyebut kematian Saleh sebagai kemenangan kelompok pemberontak tersebut terhadap koalisi pimpinan Saudi. Dia pun menyelamati warga Yaman atas 'hari bersejarah, luar biasa dan hebat di mana konspirasi pengkhianatan gagal, ini menjadi hari kelam bagi pasukan agresi'. Para pendukung Houthi melakukan pawai di jalanan Sanaa untuk merayakan kematian Saleh.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini