Awan yang mengandung abu vulkanik dari Gunung Agung mengganggu aktivitas penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, pekan lalu. Akibatnya ribuan wisatawan, terutama wisatawan asing, terdampar di bandara.
Aktivitas penerbangan mulai kembali normal pada Rabu (29/11) lalu, setelah arah angin mengalami perubahan dan membawa abu vulkanik menjauh dari jalur penerbangan. Maskapai-maskapai penerbangan mengambil keputusan berbeda-beda soal pemulihan operasional mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun aktivitas penerbangan kembali normal, otoritas penerbangan China justru menghentikan sementara penerbangan maskapai-maskapainya dari Bali ke wilayahnya. Pada Senin (4/12) ini, sebanyak 15.237 wisatawan China dipulangkan dengan pesawat charter-an.
"Otoritas penerbangan China telah menangguhkan seluruh penerbangan (maskapai China-red) dari Bali ke kota-kota China hingga ancaman abu vulkanik bersih," demikian dilaporkan surat kabar China, People's Daily.
Maskapai China Eastern Airlines dan China Southern berhenti menerbangkan para turis ke Bali sejak pekan lalu. Kepada Reuters, kedua maskapai itu menyatakan pemulihan aktivitas penerbangan dari dan ke Bali tergantung pada situasi di lapangan. Namun kedua maskapai itu menolak mengomentari instruksi terbaru Otoritas Penerbangan Sipil China (CAAC).
Maskapai China Southern Airlines yang terbang ke Bali dari kota-kota seperti Shenzhen dan Guangzhou, telah mengumumkan penangguhan penerbangan untuk saat ini. "Karena aktivitas vulkanik di area tersebut (Bali-red), bandara setempat dan rute terkait tidak layak dilalui sehingga penerbangan untuk dua rute ini dibatalkan dalam waktu dekat," demikian pemberitahuan mereka.
Tahun ini, China telah mengambil alih Australia sebagai sumber turis internasional terbesar ke Bali. Seperempat dari total 4,9 juta kedatangan turis dari Januari hingga September berasal dari China.
Pesawat menghindari terbang melewati abu vulkanik karena bisa merusak mesin pesawat, menyumbat bahan bakar dan sistem pendingin, juga mengalangi sudut pandang pilot serta memicu kegagalan mesin. Juru bicara Badan Mitigasi Bencana Indonesia, Purwo Nugroho, via Twitter menyatakan Gunung Agung tidak lagi memuntahkan abu melainkan hanya asap putih dengan ketinggian 1.000 meter pada Senin (4/12) pagi.
(nvc/rna)