Juru bicara Angkatan Laut Argentina, Enrique Balbi mengatakan, meski pencarian korban dihentikan pada Kamis (30/11) waktu setempat, namun upaya untuk menemukan kapal selam tersebut masih terus dilakukan.
"Meski telah banyak upaya yang dilakukan, kami belum bisa menemukan kapal selam tersebut," tutur Balbi kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (1/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat senior Angkatan Laut Argentina lainnya, secara lugas mengatakan bahwa kini tak ada lagi harapan untuk menemukan kru kapal yang selamat.
"Kami berada di tengah tragedi. Suasana di Angkatan Laut adalah kekhawatiran mutlak, kesedihan dan penderitaan. Kami kehilangan 44 rekan," ujar pejabat yang enggan disebut namanya itu.
Diimbuhkan pejabat tersebut, selain menimbulkan korban jiwa, Argentina juga kehilangan separuh dari kapasitas kapal selamnya dalam tragedi ini. Negara tersebut kini hanya memiliki satu kapal selam yang aktif, sedangkan satu kapal selam lainnya tengah menjalani perbaikan.
Total 15 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Rusia dan Perancis, turut membantu mencari ARA San Juan. Kapal itu terakhir kali berhubungan dengan Angkatan Laut Argentina pada 15 November lalu.
Para kerabat dari 44 awak kapal menyalahkan pihak Angkatan Laut dalam insiden itu, terlebih ada laporan bunyi ledakan di sekitar lokasi hilangnya kapal selam tersebut beberapa hari lalu.
Kapal ARA San Juan dibangun tahun 1985 dan diperbarui pada tahun 2014 dengan dipangkas menjadi dua dan mesinnya diganti.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini