Korut Luncurkan Rudal Antarbenua, DK PBB Gelar Sidang Darurat

Korut Luncurkan Rudal Antarbenua, DK PBB Gelar Sidang Darurat

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 29 Nov 2017 11:46 WIB
Warga Jepang menonton berita uji coba rudal Korut (REUTERS/Toru Hanai)
New York - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan menggelar sidang darurat untuk membahas peluncuran rudal terbaru Korea Utara (Korut). Sidang darurat ini digelar di tengah seruan dari Amerika Serikat (AS) agar PBB menjatuhkan lebih banyak sanksi untuk Korut.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (29/11/2017), AS bersama Jepang dan Korea Selatan (Korsel) dengan cepat meminta digelarnya sidang khusus untuk membahas peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut yang paling baru. Terlebih, pemerintah Jepang menyebut rudal itu jatuh di perairannya, mungkin di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).


Anggota DK PBB dijadwalkan akan menghadiri sidang tersebut pada Rabu (29/11) sore waktu setempat. Mereka sebelumnya telah menjadwalkan diskusi untuk membahas kemajuan penerapan rentetan sanksi yang menargetkan memutus aliran dana untuk program militer Korut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbicara di Washington DC, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyerukan 'langkah tambahan' untuk memperketat sanksi bagi Korut, termasuk mengizinkan negara-negara lain untuk mencegat kapal-kapal yang membawa muatan dari dan ke wilayah Korut.

Sejak November 2016, DK PBB menjatuhkan larangan ekspor batu bara, besi, timbal, tekstil dan makanan laut. DK PBB juga memasukkan sejumlah perusahaan dan individu asal Korut ke dalam daftar hitam sistem finansial global.


Tidak hanya itu, negara-negara dilarang mempekerjakan tenaga kerja asal Korut. Kemudian aktivitas perdagangan minyak dari China juga dihentikan.

"Masih ada ruang untuk langkah-langkah baru. Kita akan lihat," ucap Duta Besar Italia untuk PBB, Sebastiano Cardi, kepada wartawan.

Di bawah resolusi PBB, Korut dilarang mengembangkan rudal dan senjata nuklir. Namun rezim komunis itu berargumen bahwa persenjataan mereka dibutuhkan untuk pertahanan diri melawan AS yang keji.

Peluncuran rudal ICBM jenis baru, Hwasong-15, pada Rabu (29/11) waktu setempat merupakan yang pertama dalam dua bulan terakhir. Peluncuran rudal ini juga mengakhiri harapan digelarnya perundingan diplomatik dengan Korut.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads