Seperti dilansir AFP, Jumat (24/10/2017), tayangan televisi dari dermaga kota Yurihonjo, Jepang bagian barat laut menunjukkan sebuah perahu kayu terombang-ambing di lautan lepas dengan gelombang besar.
Perahu itu dilengkapi sejumlah bohlam lampu yang tidak semuanya menyala terang. Bohlam itu disinyalir digunakan untuk menarik perhatian ikan dan cumi-cumi di perairan gelap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian setempat menuturkan kepada AFP, pihaknya mendapat laporan tentang kelompok nelayan itu pada Jumat (24/11) pagi waktu setempat dan melakukan penahanan sementara terhadap mereka.
Dilaporkan televisi nasional NHK, delapan nelayan Korut itu kesulitan berjalan sendiri, sehingga harus dipapah.
Insiden semacam ini bukan yang pertama kali terjadi. Seringkali para nelayan dari Korut terombang-ambing di kawasan pantai Jepang yang menghadap ke Laut Timur, setelah kapalnya mengalami masalah. Beberapa dari mereka tewas di tengah lautan.
Hubungan antara Jepang dan Korut tidak pernah akrab. Korut secara rutin melontarkan ancaman verbal, juga menembakkan rudal ke dekat atau melintasi wilayah Jepang. Namun penjaga pantai Jepang masih menyelamatkan nelayan Korut yang terombang-ambing di laut.
Pekan lalu, penjaga pantai Jepang menyelamatkan tiga dari 12 nelayan Korut yang kapalnya tenggelam di lautan. Tidak hanya itu, penjaga pantai Jepang juga menemukan sebuah kapal dengan empat jasad di dalamnya, yang diduga nelayan asal Korut.
(nvc/ita)