Dilansir BBC, Kamis (23/11/2017), Mladic ditangkap pada 26 Mei 2011 di sebuah rumah di Lazarevo. Mladic sempat menjadi buronan internasional sejak tahun 1995 karena dilindungi rezim kekuasaan Slobodan Milosevic.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam status sebagai terdakwa, Mladic terang-terangan didukung oleh Presiden Yugoslavia saat itu, Slobodan Milosevic. Ia bisa dengan bebas menikmati hidangan di restoran di Beograd dengan didampingi pengawal pribadi. Mladic juga bisa leluasa menonton pertandingan sepak bola.
Milosevic jatuh dari tampuk kekuasaannya pada tahun 2000. Di tahun yang sama, Milosevic juga ditahan.
Situasi ini membuat Mladic tak lagi leluasa tampil di depan umum. Dalam satu dekade berikutnya ia pindah dari satu persembunyian ke persembunyian lain di Serbia. Dia mendapatkan bantuan dari kelompok-kelompok kecil yang masih setia dengannya.
Ketika polisi memasuki rumahnya, Mladic yang pernah bersumpah tak akan menyerahkan diri dalam keadaan hidup-hidup, tak memberikan perlawanan sama sekali. Dua senjata berisi peluru yang ia siapkan untuk membela diri, tak ia sentuh.
Ia ditangkap pada usia 69 tahun. Mladic kini mengalami stroke, lengan kanannya sudah tak bisa digerakkan.
"Jika mau, saya bisa menembak mati sepuluh polisi (yang akan menahan saya) ... tapi mereka hanya perwira-perwira muda yang menjalankan tugas," kata Mladic kepada tim polisi yang menahannya.
Kekejaman yang dilakukan Mladic berawal pada 1992, ketika muslim Bosnia dan warga Kroasia memilih merdeka dalam referendum yang diboikot warga Kroasia. Hakim menggambarkan perbuatan Mladic sebagai salah satu kejahanan paling biadab dalam sejarah umat manusia.
(jbr/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini