Para anggota parlemen dari Partai Demokrat maupun Partai Republik mengecam keputusan untuk memulangkan warga Haiti tersebut dalam waktu 18 bulan. Selama ini mereka mendapatkan Status Terlindung Sementara (TPS) usai gempa dahsyat yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang dan meluluhlantakkan Port-au-Prince, ibu kota Haiti.
Ratusan demonstran telah berkumpul dekat resor Mar-a-Lago milik Trump di West Palm Beach, Florida untuk memprotes keputusan Trump tersebut. Trump dijadwalkan tiba di resor tersebut pada Selasa (21/11) waktu setempat untuk menikmati liburan Thanksgiving.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini orang-orang yang memiliki pekerjaan di sini, yang memiliki rumah, yang memiliki anak-anak di sini yang merupakan warga negara Amerika ... Pada titik ini kita butuh status permanen untuk orang-orang dengan TPS," imbuhnya.
Sementara di Port-au-Prince, para pejabat pemerintah menyambut baik dengan batasan waktu 18 bulan yang diberikan. Namun warga Haiti khawatir akan adanya reaksi jangka panjang.
Keputusan pemulangan warga Haiti tersebut diumumkan pada Senin (20/11) malam waktu setempat oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Para pengkritik menyebut Haiti tidak akan siap dengan membludaknya warga yang pulang.
"Haiti tidak siap," cetus Marleine Bastien, direktur organisasi Perempuan Haiti Miami. "Haiti masih memiliki orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa dan akibat Topan Matthew. Topan Irma dan Maria menyebabkan kerusakan lebih banyak, wabah kolera telah menulari 1,2 juta orang, belum ada akses ke infrastruktur air bersih," imbuhnya. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini