Ada Jual Beli Budak di Libya

Ada Jual Beli Budak di Libya

Danu Damarjati - detikNews
Selasa, 21 Nov 2017 03:33 WIB
Ilustrasi (Unesco)
New York - Praktik perbudakan dilaporkan masih ada di Libya, negara di Afrika Utara. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan itu adalah kejahatan kemanusiaan.

Dilansir AFP, Selasa (21/11/2017), perbudakan itu diketahui lewat video viral yang memperlihatkan para migran dijual sebagai budak.

Ada lelang manusia yang perlu diinvestigasi karena menunjukkan kejahatan kemanusiaan. CNN menayangkan video itu pada pekan lalu. Nampak para pria berkulit hitam diserahkan ke orang Afrika Utara sebagai tenaga pertanian. Harga pria itu USD 400.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berkomentar pada Senin (20/11). "Tak ada tempat untuk perbudakan di dunia kita dan tindakan-tindakan ini merupakan yang paling mengerikan dalam hal pelanggaran hak asasi manusia dan bisa jadi merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Guterres kepada wartawan.

"Saya ngeri mengetahui laporan pemberitaan dan video yang menunjukkan migran Afrika di Libya diiperjualbelikan sebagai budak," imbuhnya. "Saya muak dengan tindakan yang mengerikan itu."

Dia menyeru semua pihak yang berkepentingan untuk turut menginvestigasi perbudakan itu sesegera mungkin. Dia meminta badan PBB untuk aktif mengejar fakta terkait hal ini.

Wakil Perdana Menteri Libya Ahmed Metig mengatakan pemerintahannya akan mengusut kasus ini. Dia menyampaikannya lewat akun Facebook pers pemerintahan nasionalnya. Pemerintahan Libya kini adalah pemerintahan yang didukung PBB juga.

Adapun Guterres ingin otoritas Libya hingga Pengadilan Kejahatan Internasional mencari tahu lelang budak di Libya. Pengadilan Kejahatan Internasional memang mendapat mandat menginvestigasi kejahatan perang di Libya. Ini dinyatakan lagi oleh juru bicara PBB Farhan Haq.

Kemarahan Afrika

Kepala PBB menggerakkan komisi tinggi PBB untuk hak asasi manusia. Utusan di Ghassan Salame Libya harus langsung bertindak.

Kabar perbudakan ini telah menyulut kemarahan dari para pemimpin Afrika. Presiden Guinea Alpha Conde yang juga kepala Persatuan Afrika mendorong adanya pemeriksaan dan penuntutan terhadap "perdagangan keji... dari zaman lampau."

Burkina Faso bahkan menarik duta besarnya dari Tripoli gara-gara adanya perbudakan yang sangat melecehkan itu. Presiden Burkina Faso, Roch Marc Christian Kabore, meminta informasi dari Libya tentang nasib dari 30 orang migran Burkina yang ditahan di kamp.

Pemerintah Senegal juga menyatakan "kemarahan terhadap perdagangan orang Afrika Sub-Sahara di tanah Libya". Presiden Niger Mahamadou Issoufou mengatakan isu perbudakan telah membuatnya "sangat marah" dan mendesak Libya dan organisasi internasional melakukan "apapun yang bisa mengentikan praktik itu".

Dewan Keamanan PBB akan mendiskusikan perdagangan manusia pada debat khusus yang rencananya akan digelar pada Selasa (21/11). Isu perbidakan di Libya akan menjadi fokus pembicaraan.

(dnu/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads