Sebagian besar wilayah Sanaa kini dikuasai kelompok pemberontak Houthi. Saudi dan koalisi negara-negara Arab menggelar operasi militer di Yaman sejak Maret 2015, dengan tujuan mengusir Houthi dan memulihkan pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour yang mengungsi ke Saudi.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (11/11/2017), laporan sayap media kelompok Houthi, Al-Masirah, menyebut dua serangan udara koalisi Saudi sengaja menargetkan gedung Kementerian Pertahanan Yaman. Saksi mata menyebut, salah satu serangan mengenai area permukiman dekat kementerian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seluruh bagian rumah saya berguncang," imbuhnya. Aatif melarikan diri ke wilayah lain yang bersebelahan dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Aatif menyebut serangan udara itu menghancurkan rumah tetangganya, memicu sebuah kawah besar dan merusak beberapa bangunan lainnya.
Sejumlah saksi mata lainnya menyebut jumlah korban masih bisa bertambah karena banyak korban luka yang dievakuasi dari reruntuhan bangunan.
Koalisi pimpinan Saudi sebelumnya pernah menargetkan Kementerian Pertahanan Yaman dalam serangannya, hingga memicu kerusakan parah. Serangan udara terbaru ini muncul di tengah ketegangan yang semakin meningkat antara Saudi dengan rivalnya, Iran, yang mendukung Houthi.
Awal pekan ini, koalisi Saudi menutup seluruh perbatasan Yaman, baik udara, darat dan laut, setelah sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman ke arah Riyadh. Saudi berhasil mencegat rudal itu di udara dan menuding Houthi yang dibantu Iran berada di balik serangan itu.
Kelompok Houthi mengancam akan menyerang Saudi dan sekutunya, Uni Emirat Arab, sebagai respons atas penutupan perbatasan.











































