"Hari ini kami menuntut kembalinya Perdana Menteri kami, Saad Hariri ke negara kami," kata Bassil dalam cuitan di Twitter seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (10/11/2017).
Menlu Bassil merupakan menantu Presiden Lebanon Michel Aoun, yang belum menerima pengunduran diri Hariri. Aoun menyatakan masih menunggu kepulangan Hariri sebelum mengambil keputusan apapun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman mengejutkan itu memicu kekhawatiran bahwa Lebanon -- yang terpecah menjadi kubu-kubu berseteru yang dipimpin Hariri dan gerakan Hizbullah yang didukung Iran -- bisa kembali jatuh ke dalam kekacauan.
Pengumuman itu juga memicu pertanyaan soal nasib Hariri, yang juga memegang kewarganegaraan Saudi. Sebabnya, ini terjadi bersamaan dengan gebrakan antikorupsi yang dilakukan di Saudi, yang telah menyebabkan puluhan pangeran, menteri dan pebisnis ditangkap otoritas Saudi.
Menurut surat kabar Al-Akhbar, yang dekat dengan Hizbullah, Hariri diyakini telah "disandera" di Saudi.
"Kami tak punya informasi (mengenai Hariri). Kami cuma ingin dia kembali ke tanah air," kata Moustapha Allouch, anggota partai Al-Moustaqbal pimpinan Hariri, menanggapi pemberitaan surat kabar tersebut.
Partai tersebut pada Kamis (9/11) waktu setempat menyatakan, kepulangan Hariri perlu dan penting bagi "respek total akan kedaulatan Lebanon". (ita/ita)