Hal tersebut disampaikan Trump dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang hari ini. Trump berada di Tokyo sebagai bagian dari turnya ke Asia.
Ketika ditanya kebijakan apa yang mungkin akan didukungnya terkait penembakan yang menewaskan 26 orang tersebut, Trump mengatakan bahwa berdasarkan laporan awal, pelaku penembakan adalah "orang yang sangat gila, banyak masalah."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini masalah kesehatan jiwa di tingkat tertinggi," ujarnya. "Itu peristiwa yang sangat, sangat menyedihkan," imbuhnya seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (6/11/2017).
Penembakan massal di gereja First Baptist Church, Sutherland Springs, Texas pada Minggu (5/11) waktu setempat, menewaskan 26 orang dan melukai 20 orang lainnya. Salah satu korban tewas merupakan seorang remaja berusia 14 tahun, putri Pendeta Frank Pomeroy, pendeta di gereja itu.
Otoritas setempat belum merilis secara resmi identitas pelaku penambakan ini. Namun menurut sejumlah media AS yang mengutip sumber penegak hukum AS, pelaku penembakan bernama Devin Patrick Kelley (26) , mantan tentara Angkatan Udara AS. Motif penembakan ini belum diketahui pasti.
Pelaku dilaporkan masuk ke dalam gereja sambil menembaki orang-orang yang sedang menghadiri kebaktian Minggu pagi. Seperti dilansir CNN, Senin (6/11/2017), jika bukan karena seorang warga setempat yang berusaha menghadapi pelaku, korban tewas dalam insiden ini bisa lebih banyak.
Belum diketahui motif penembakan brutal tersebut. Pelaku penembakan tewas dalam insiden tersebut.
(ita/ita)