Sedikitnya 600 ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak konflik kembali pecah di Rakhine pada akhir Agustus lalu. Kebanyakan dari mereka menceritakan situasi mencekam di Rakhine, yang diwarnai pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran desa-desa muslim. Suu Kyi menuai kecaman internasional karena dianggap gagal bersuara lantang membela Rohingya.
Kunjungan ke Rakhine ini menjadi kunjungan pertamanya sejak dia bebas dari status tahanan rumah pada era pemerintahan junta militer beberapa tahun lalu. Suu Kyi mengunjungi langsung Maungdaw dan Buthidaung di Rakhine bagian utara, merupakan dua wilayah yang banyak dihuni warga muslim dan paling parah dilanda konflik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di jalanan tempat beberapa orang berkumpul, dia (Suu Kyi-red) meminta mobil berhenti dan berbicara kepada semua orang," tutur Chris Lewa dari kelompok pemantau konflik Rahine, Arakan Project. Lewa mengutip seorang pemimpin religius Rohingya yang hadir saat Suu Kyi berkunjung.
"Dia hanya mengatakan tiga hal kepada orang-orang -- mereka harus hidup dengan damai, pemerintahan selalu ada untuk membantu mereka dan mereka tidak seharusnya saling berselisih," imbuh Lewa masih mengutip pemimpin religius Rohingya tersebut.
Suu Kyi memang tidak secara langsung menyebut nama Rohingya, yang menjadi istilah tabu di Myanmar. Kebanyakan warga Myanmar menyebut Rohingya sebagai 'Bengali'. Warga Rohingya banyak dibenci di Myanmar yang didominasi warga penganut Buddha. Mereka tidak memiliki status kewarganegaraan dan dibatasi aksesnya terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Dalam kunjungannya ke Rakhine ini, Suu Kyi ditemani oleh sekitar 20 orang dalam dua helikopter militer. Pejabat militer, kepolisian dan pejabat otoritas setempat juga ikut menemaninya. Pengusaha Myanmar, Zaw Zaw, juga ikut hadir. Zaw sebelumnya dijatuhi sanksi oleh pemerintahan AS karena keterlibatannya dengan junta militer Myanmar.
Beberapa waktu terakhir, Suu Kyi mengumumkan pembentukan komisi khusus, yang dipimpinnya langsung, untuk membangun kembali Rakhine dan memulangkan Rohingya dari Bangladesh dengan persyaratan tertentu. Dia juga mendorong para pengusaha untuk ikut berkontribusi.
![]() |