"Jangan buat kesalahan -- setiap serangan terhadap Amerika Serikat atau terhadap sekutu kami akan dikalahkan," tegas Mattis dalam konferensi pers di Seoul dalam rangkaian kunjungan ke Korea Selatan (Korsel) seperti dilansir AFP, Sabtu (28/10/2017).
"Setiap penggunaan senjata nuklir oleh Korea Utara akan berhadapan dengan respons militer besar-besaran, yang efektif dan berlimpah," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi semakin buruk setelah pemimpin Korut Kim Jong-Un dan Presiden AS Donald Trump terlibat perang kata-kata, mulai saling melempar ancaman perang hingga saling melontarkan hinaan.
Ditegaskan Mattis bahwa jalur diplomasi masih tetap menjadi pilihan AS dalam menyelesaikan konflik. Namun dia menekankan bahwa 'diplomat kami paling efektif saat didukung kekuatan militer yang kredibel'.
Lebih lanjut, Mattis memperingatkan bahwa militer Korut tidak akan mampu menandingi kekuatan gabungan AS dan Korsel. Mattis juga menyebut perilaku Kim Jong-Un semakin mempersulit dunia untuk menerima status nuklir Korut.
"Saya tidak bisa membayangkan situasi ketika Amerika Serikat menerima Korea Utara sebagai kekuatan nuklir," sebut Mattis dalam konferensi pers, seperti dilansir Reuters.
Disebutkan Mattis bahwa Korut perlu memahami bahwa program senjata tidak akan bisa memperkuat pertahanan. Korut sebelumnya menyatakan ingin merakit rudal balistik yang mampu menjangkau AS dengan membawa muatan nuklir.
"Jika (Korut) tetap berada di jalur rudal balistik dan bom atom seperti saat ini, akan menjadi kontra-produktif," ucap Mattis.
(nvc/nkn)











































