Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengatakan, operasi tempur telah berakhir, setelah pasukan Filipina meraih kemenangan dalam pertempuran terakhir melawan sisa-sisa militan yang bertahan di sejumlah bangunan di jantung kota Marawi.
"Tak ada lagi militan di Marawi," katanya kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (23/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para jurnalis Reuters di Marawi mendengar suara tembakan otomatis dan artileri pada Senin pagi tadi waktu setempat. Juru bicara militer, Mayor Jenderal Restituto Padilla mengkonfirmasi bahwa masih ada tembakan-tembakan di kota tersebut, namun "tak ada lagi teroris" di Marawi. Dia menolak menjelaskan lebih jauh.
Dikatakan Padilla, pasukan mencoba membujuk para militan yang tersisa untuk menyerah, namun mereka menolak. Dua istri dari militan-militan tersebut termasuk di antara mereka yang tewas.
Pertempuran di Marawi telah menjadi krisis keamanan terbesar di Filipina dalam beberapa tahun ini. Krisis tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa para loyalis ISIS berambisi untuk menjadikan wilayah-wilayah muslim di Pulau Mindanao sebagai basis operasi di Asia Tenggara.
Panglima militer Filipina, Jenderal Eduardo Ano mengatakan, setidaknya 42 jasad militan telah ditemukan pada Senin ini di dua bangunan dan sebuah masjid di zona tempur. Militer Filipina telah meraih kemenangan signifikan dalam operasi merebut kembali Marawi sejak Isnilon Hapilon, yang disebut sebagai "emir" ISIS di Asia Tenggara dan Omarkhayam Maute, pemimpin kelompok militan Maute yang pro-ISIS, tewas dalam operasi malam hari. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini