Dilaporkan FBI, seperti dilansir CNN, Jumat (20/10/2017), kedua bocah perempuan itu dijual untuk seks seharga US$ 600 (Rp 7,9 juta). Pelaku di balik perdagangan seks keduanya adalah seseorang yang merupakan teman keluarga kedua bocah ini.
Teman yang tidak disebut identitasnya itu, berkomunikasi dengan seorang agen FBI yang menyamar. Dia akhirnya ditangkap dalam operasi memberantas perdagangan seks bernama 'Operation Cross Country XI' yang digelar di secara nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 120 orang tersangka ditangkap dalam operasi ini. Meskipun jumlah tersangka yang ditangkap cukup banyak, FBI menyebut upaya pemberantasan perdagangan seks masih jauh dari berakhir.
"Sangat disayangkan, jumlah pelaku perdagangan manusia yang ditangkap -- dan jumlah anak yang diselamatkan -- menekankan mengapa kita perlu melanjutkan upaya penting ini," kata Direktur FBI, Christopher Wray, dalam pernyataannya.
Pada 13 Oktober lalu, hari kedua operasi FBI ini, seorang remaja putri berusia 16 tahun berhasil diselamatkan di El Paso, Texas. Remaja putri itu sengaja diiklankan secara online untuk 'hiburan' oleh sindikat perdagangan seks. Remaja itu ditemani seorang wanita berusia 21 tahun yang menawarkan hubungan seks dengan dirinya dan remaja itu seharga US$ 200 (Rp 2,6 juta), kepada seorang agen FBI yang menyamar.
Di antara anak-anak yang menjadi korban, salah satunya diketahui berasal dari Rusia. Badan penegak hukum lokal dan negara bagian AS turut terlibat dalam operasi ini. Anak-anak dan remaja yang menjadi korban rata-rata berusia 15 tahun.
FBI menyebut para korban dijual untuk seks di sejumlah lokasi, termasuk hotel, tempat pemberhentian truk maupun lewat internet secara online. Lebih parah lagi, terkadang praktik perdagangan seks semacam ini melibatkan anggota keluarga para korban.
(nvc/ita)











































