"Dengan hormat, jika Kim Jong-Un tiba-tiba menghilang, merujuk pada sejarah CIA, saya tidak akan membahas hal itu," ucap Pompeo saat ditanya apa yang akan terjadi jika Kim Jong-Un tiba-tiba meninggal, seperti dilansir AFP, Jumat (20/10/2017).
Komentar ini disampaikan Pompeo saat berbicara dalam sebuah forum kebijakan di Washington DC yang dihadiri jajaran pejabat keamanan nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan intelijen AS ini diketahui memiliki sejarah gelap terlibat dalam plot penggulingan atau pemusnahan para pemimpin di negara-negara seperti Iran, Kuba, Kongo, Vietnam dan Chile.
Awal tahun ini, Korut mengungkapkan bahwa CIA bekerja sama dengan intelijen Korea Selatan (Korsel) dalam plot pembunuhan Kim Jong-Un. Tudingan Korut itu diungkapkan ke publik tanpa bukti konkret.
Dalam forum yang digelar oleh Yayasan untuk Pertahanan Demokrasi ini, Pompeo menegaskan kebijakan AS pada dasarnya 'menantang rezim Korut secara diplomatik dan secara ekonomi' demi meyakinkan Kim Jong-Un untuk mencabut ancaman nuklir terhadap AS.
"Misi Kim Jong-Un adalah tetap berkuasa," sebutnya.
Namun, Pompeo menyatakan dirinya akan 'menyegarkan' misi-misi lapangan CIA. "Kita akan menjadi badan yang jauh lebih ganas," tandas Pompeo.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini