.webp)
"Tidak perlu kita bertikai dan bersikap agresif (terhadap Korut)," ucap Hillary menekankan perlunya tekanan lebih besar dan mengupayakan diplomasi dengan rezim Korut, seperti dilansir Reuters, Rabu (18/10/2017).
Hal ini disampaikan Hillary dalam sebuah forum di Seoul, Korea Selatan (Korsel), pekan ini. Ketegangan di Semenanjung Korea yang semakin meningkat beberapa pekan terakhir, diwarnai perang kata-kata antara Trump dengan pemimpin Korut, Kim Jong-Un.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump beberapa waktu lalu menyebut Kim Jong-Un sebagai 'manusia roket dalam misi bunuh diri' dan bersumpah akan 'menghancurkan total' Korut jika terus mengancam AS dan sekutunya. Membalas Trump, pemerintah Korut menyebutnya sebagai 'lansia gila'.
"Bertengkar dengan Kim Jong-Un justru membuatnya tersenyum," ucap Hillary tanpa menyebut nama Trump.
Lebih lanjut, Hillary secara tidak langsung menyinggung berbagai hinaan Trump untuk Kim Jong-Un via Twitter. "Penghinaan di Twitter hanya menguntungkan Korea Utara, saya pikir itu tidak akan menguntungkan Amerika Serikat," sebutnya.
Menurut Hillary, kicauan-kicauan via Twitter yang bernada hinaan dan agresif hanya akan mempersulit prospek perundingan dengan Korut. Hillary mengharapkan agar pemerintah AS bekerja secara terus-menerus dan tak putus asa untuk mewujudkan dialog dengan Korut.
Sebagai mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary menyarankan pemerintahan Trump untuk bertindak sesabar mungkin menghadapi Korut.
(nvc/ita)
