Seperti dilansir AFP, Kamis (12/10/2017), 10 pemuda yang terdiri dari mahasiswa aktif dan mantan mahasiswa Louisiana State University itu dituduh mengintimidasi korban bernama Maxwell Gruver, yang merupakan mahasiswa baru.
Mereka didakwa memaksa korban meminum banyak alkohol saat kegiatan inisiasi atau ospek pada kelompok persaudaraan Phi Delta Theta di kampus itu, pada pertengahan September lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hazing merupakan sebutan untuk kegiatan kelompok senior yang mengintimidasi juniornya, untuk melakukan hal-hal yang tidak nyaman, baik psikis maupun fisik, sebagai syarat atau tradisi dalam proses insiasi. Hazing kurang lebih sama dengan tindakan sewenang-wenang dalam aktivitas ospek.
"Keluarga Maxwell Gruver akan mengenang kepergiannya untuk seumur hidup mereka dan beberapa mahasiswa kini menghadapi konsekuensi serius -- semuanya karena serangkaian keputusan yang buruk," imbuh Alexander.
Sebanyak 10 pemuda itu dijerat dakwaan pidana hazing yang merupakan pelanggaran hukum ringan. Satu orang yang bernama Matthew Alexander Naquin juga dijerat dakwaan pembunuhan akibat kelalaian.
Surat kabar The Advocate mendapatkan dokumen kepolisian yang menyebut Naquin sebagai yang paling agresif dalam praktik intimidasi terhadap korban. Dia juga yang paling bertanggung jawab atas tindak intimidasi terhadap korban.
Korban menjadi target dalam ritual ospek bernama 'Studi Alkitab'. Dalam ritual ini, mereka yang menjawab pertanyaan dengan salah akan dipaksa minum alkohol. Korban ditemukan dengan denyut nadi lemah keesokan harinya dan dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan. Kadar alkohol dalam darah korban saat itu mencapai .495 yang mencapai enam kali lipat dari batas legal.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini