Seperti dilansir news.com.au, Selasa (10/10/2017), enam orang itu tewas dalam tiga insiden terpisah sejak pertengahan September di area sekitar Pengunungan Mulanje, Malawi bagian selatan. Mereka yang tewas kebanyakan dihakimi massa karena dicurigai merupakan vampir pengisap darah.
Serangan terbaru terjadi pada akhir pekan lalu, saat rombongan warga yang marah memukuli dua orang hingga tewas. "Mereka mencurigai dua korban sebagai pengisap darah," sebut juru bicara kepolisian setempat, James Kadadzera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam serangan lainnya, seorang pejabat lokal tewas dibunuh kelompok massa yang menudingnya berkomplot dengan para pria pengisap darah manusia. Kadadzera menegaskan isu-isu semacam ini tidak pernah ada bukti konkretnya.
"Tidak ada bukti soal pengisap darah ... kami menyalahkan masyarakat yang main hakim sendiri," tegasnya.
Para korban yang diserang diyakini mengisap darah atau membantu para pengisap darah untuk ritual spiritual. Diketahui bahwa kepercayaan warga Malawi pada takhayul cukup besar dan standar pendidikan di negara ini sangat rendah.
"Tidak ada bukti soal pengisapan darah dan tidak ada yang datang melapor pada polisi," ucap Kadadzera memastikan.
Dituturkan Kadadzera, bahwa lebih dari 100 polisi antihuru-hara dikerahkan ke wilayah-wilayah yang menjadi lokasi serangan ini. Namun hal ini tidak menghentikan kekhawatiran dan ketakutan warga lokal, yang memasang pembatas jalan dan menyerang orang-orang yang dicurigai sebagai vampir.
(nvc/fjp)