Wanita berumur 27 tahun itu mengungkapkan, dirinya bertemu Paddock (64) sekitar sembilan kali sejak November 2015 hingga Juni 2016 saat dia pergi ke Las Vegas tanpa kekasihnya, Marilou Danley (62). Dikatakannya, Paddock akan membayarnya hingga US$ 10.000 (sekitar Rp 135 juta) setiap kali bertemu.
Bahkan wanita itu juga sempat menginap bersama Paddock di hotel Mandalay Bay, tempat pria itu menembaki para penonton konser pada Minggu (1/10) lalu. Sebanyak 58 orang tewas dan sekitar 500 orang lainnya luka-luka dalam penembakan massal paling mematikan dalam sejarah modern AS tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tak pernah berhubungan dengan dia namun garis keburukan ada dalam darah saya. Saya dilahirkan buruk," demikian bunyi salah satu pesan singkat Paddock untuk PSK tersebut yang ditunjukkan wanita itu kepada The Sun.
Paddock juga pernah berkoar-koar mengenai teori-teori konspirasi, termasuk mengklaim bahwa serangan teroris 11 September 2001 di AS merupakan ulah pemerintah AS.
Wanita itu juga mengatakan, Paddock kerap berhubungan seks sembari mewujudkan fantasi liarnya akan pemerkosaan. Dalam pesan-pesan singkatnya, Paddock pernah membahas untuk mengikat tubuh wanita itu sementara dia menjerit minta tolong.
Wanita itu menceritakan, dirinya biasa menemani Paddock di kasino untuk berjudi selama berjam-jam dan minum minuman keras. "Namun saat dia mendapatkan kemenangan beruntun, kami akan pulang dan melakukan hubungan seks yang benar-benar agresif dan kasar," kata wanita itu.
"Dia punya sisi gelap dan melenceng. Namun meski demikian, saya tak bisa membayangkan dia akan melakukan sesuatu seperti ini," cetus wanita itu mengenai penembakan brutal yang dilakukan Paddock.
Hingga kini kepolisian AS masih belum mengetahui motif pembantaian yang dilakukan Paddock. Sejumlah PSK telah ditanyai polisi sebagai bagian dari upaya untuk mengungkap motif Paddock. Ini dilakukan setelah seorang wanita yang terlihat bersama Paddock beberapa hari sebelum penembakan massal, dipastikan sebagai seorang pekerja seks.
(ita/ita)