Dilansir dari The Guardian, Kamis (5/10/2017), Sado meninggal setelah bekerja selama 159 jam dalam sebulan. Ia hanya mendapat libur dua hari di sepanjang waktu itu.
Sado meninggal pada Juli 2013 silam karena gagal jantung. Lebih dari 3 jam kemudian, Pengawas Ketenagakerjaan Jepang menegaskan kematian Sado disebabkan oleh kerja yang berlebihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman mengenai Sado ini dikeluarkan setahun setelah putusan serupa atas seorang karyawan muda yang bekerja di agen periklanan Dentsu. Kala itu, terjadi perdebatan terkait keseimbangan kehidupan pekerjaan dan adanya batasan mengenai waktu lembur.
Matsuri Takahashi (24), bunuh diri pada April 2015. Disebutkan bahwa kematian Takahashi disebabkan oleh jam kerja yang begitu panjang. Dia bekerja overtime lebih dari 100 jam dalam sebulan sebelum kematiannya.
Kasusnya memicu perdebatan nasional tentang praktik kerja di Jepang dan memaksa Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mengatasi budaya tempat kerja yang sering memaksa karyawan overwork. Padahal, tak ada bukti yang menunjukan adanya hubungan antara overwork dengan peningkatan produktivitas.
Lebih dari 2.000 orang Jepang bunuh diri karena stres yang berhubungan dengan pekerjaan hingga Maret 2016. Sementara itu, menurut Pemerintah, puluhan pekerja lainnya meninggal karena serangan jantung, stroke dan kondisi lainnya akibat menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat kerja.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini