Saat ditanya seberapa besar kekhawatiran China terhadap perang kata-kata antara Trump dan Korut yang berpotensi menambah ketegangan di Semenanjung Korea, juru bicara Kementerian Luar China, Lu Kang, menggambarkan situasi saat ini sangat rumit dan sensitif.
Lu Kang menegaskan, sangat penting bagi semua pihak untuk secara tegas, menyeluruh dan tepat dalam menerapkan resolusi-resolusi PBB untuk Korut. Lu merujuk pada resolusi yang menyerukan sanksi lebih ketat bagi Korut dan upaya dilanjutkannya dialog.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengharapkan semua pihak tidak terus melakukan hal-hal yang membuat jengkel satu sama lain dan lebih menahan diri," imbuhnya.
Perang kata antara Trump dan Kim Jong-Un semakin memanas setelah Trump mengancam akan 'menghancurkan total' Korut, jika rezim komunis itu terus mengancam AS dan sekutunya. Trump bahkan mengejek Kim Jong-Un sebagai 'manusia roket dalam misi bunuh diri'.
Menanggapi ancaman Trump, Kim Jong-Un merilis pernyataan langka yang disampaikan dari sudut pandang orang pertama. Dalam pernyataan itu, Kim Jong-Un menyebut Trump sebagai 'pria tua AS bermental gila' yang akan dijinakkan dengan api. Kim Jong-Un memakai istilah 'dotard' yang berarti pria tua yang lemah dan pikun, untuk menyebut Trump.
Tidak hanya itu, Kim Jong-Un juga bersumpah mempertimbangkan 'langkah pembalasan garis keras level tertinggi dalam sejarah'. Menteri Luar Korut, Ri Yong-Ho, menambahkan kemungkinan langkah pembalasan yang disebut Kim jong-Un merujuk pada uji coba bom hidrogen terbaru melintasi Samudera Pasifik.
Saat berpidato dalam Sidang Majelis Umum PBB pada Sabtu (23/9) waktu setempat, Ri Yong-Ho, menyebut bahwa serangan ke daratan AS dengan rudal-rudal Korut tak terelakkan setelah Trump, yang disebutnya 'Presiden Jahat' mengejek pemimpin Korut sebagai 'manusia roket'.
Trump langsung menanggapi pernyataan Ri Yong-Ho itu via akun Twitternya. "Baru saja mendengar Menteri Luar Negeri Korut berbicara di PBB. Jika dia menggaungkan pikiran Manusia Roket Kecil, mereka tak akan ada lebih lama lagi," kicaunya pada Sabtu (23/9) malam waktu setempat.
Pada Senin (25/9) waktu setempat, Korut menegaskan pihaknya mengecam keras pernyataan Trump yang disebutnya 'sembrono'. Menurut Korut, pernyataan-pernyataan Trump itu merupakan bentuk 'penghinaan bagi rakyat Korea yang tidak bisa ditoleransi' dan deklarasi perang.
(nvc/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini