Surat tersebut diserahkan Amiel Asyraf Abdul Rashid kepada kedua orangtuanya yang datang ke pesantren untuk menemuinya kemarin, Rabu (13/9). Namun tak dinyana, sehari setelahnya bocah laki-laki berumur 11 tahun itu, pergi untuk selamanya.
Ibu Amiel, Norhayati Khalid (42) menunjukkan surat tersebut kepada para wartawan ketika dia datang ke pesantren tersebut setelah mendengar berita kebakaran hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tak tahu bagaimana membalas kalian. Dan satu-satunya cara bagi saya untuk melakukannya adalah dengan belajar di pesantren untuk membantu kalian masuk ke surga," demikian ditulis Amiel.
Kebakaran di pesantren Darul Quran Ittifaqiyah itu berawal dari kamar asrama santri yang berada di lantai atas dari bangunan pesantren berlantai tiga tersebut. Kepala kepolisian Kuala Lumpur, Amar Singh mengatakan, asrama di pesantren tersebut cuma memiliki satu pintu dan jendela-jendela menggunakan terali besi, sehingga banyak korban yang terjebak di dalam saat kebakaran. Sejumlah saksi mata mengaku mendengar teriakan minta tolong para santri saat kebakaran terjadi.
Penyebab kebakaran pada Kamis (14/9) sekitar pukul 05.00 waktu setempat tersebut masih diselidiki. Namun Abu Obaidat bin Mohamad Saithalimat, wakil direktur dinas pemadam kebakaran mengatakan bahwa penyebabnya kemungkinan karena hubungan arus pendek.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini