Kebakaran di pesantren Darul Quran Ittifaqiyah itu menewaskan 24 orang, yang kebanyakan adalah para santri. Sebelumnya pejabat-pejabat Malaysia menyebut korban jiwa sebanyak 25 orang, namun kemudian direvisi menjadi 24 orang yang terdiri dari 22 santri dan 2 guru pesantren.
Kepala kepolisian Kuala Lumpur, Amar Singh mengatakan, asrama di pesantren tersebut cuma memiliki satu pintu, sehingga banyak korban yang terjebak di dalam saat kebakaran. Sejumlah saksi mata mengaku mendengar teriakan minta tolong para santri saat kebakaran terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakannya, anak-anak laki-laki yang tewas dalam kebakaran itu berumur antara 13 tahun hingga 17 tahun. Tujuh orang lainnya terluka dan telah dilarikan ke rumah sakit, sedangkan 11 orang lainnya selamat tanpa cedera.
Penyebab kebakaran yang terjadi pada sekitar pukul 05.00 waktu setempat itu masih diselidiki. Namun Abu Obaidat bin Mohamad Saithalimat, wakil direktur dinas pemadam kebakaran mengatakan bahwa penyebabnya kemungkinan karena hubungan arus pendek.
Ratusan orang, termasuk keluarga para korban berkumpul di luar pesantren itu, sementara jasad-jasad korban dikeluarkanoleh para petugas pemadam dari pesantren yang terbakar.
Insiden ini disebut sebagai salah satu kebakaran terparah di negeri itu dalam waktu 20 tahun terakhir.
"Benar-benar tak masuk akal begitu banyak yang tewas dalam kebakaran ini," kata Khirudin Drahman, direktur dinas penyelamatan dan pemadam kebakaran Kuala Lumpur seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (14/9/2017).
"Menurut saya ini salah satu bencana kebakaran terburuk di negeri ini dalam waktu 20 tahun terakhir," imbuhnya.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini