Kelab di Korsel Bantah Pemukulan WNI Perempuan Gara-gara Ras

Kelab di Korsel Bantah Pemukulan WNI Perempuan Gara-gara Ras

Indah Mutiara Kami - detikNews
Senin, 04 Sep 2017 16:28 WIB
Ilustrasi kekerasan ke perempuan (Foto: dok detikcom)
Busan - Cerita soal seorang perempuan WNI yang mengalami perlakuan diskriminatif dan dipukuli oleh penjaga kelab malam di Korea Selatan ramai dibahas di media sosial. Meski demikian, kelab tersebut membantah bersikap rasis terhadap WNI bernama Jessica Setia itu.

Hal itu terungkap dalam keterangan kelab malam yang berada di Busan, Korea Selatan tersebut kepada media lokal, The Korea Herald seperti dikutip detikcom, Senin (4/9/2017).

"Kelab kami memeriksa identitas semua pengunjung, apapun etnis mereka, dengan prosedur yang sama. Sama sekali tidak ada diskriminasi ras," demikian pernyataan kelab malam itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelab malam tersebut juga menyesalkan banyaknya kritik yang muncul setelah pengalaman Jessica jadi viral. Pengalaman perempuan berusia 21 tahun itu ramah dibahas di media sosial setelah temannya menulis cerita ini di Facebook. Foto Jessica dengan bibir berdarah ikut diunggah. Posting ini mendapat 1.000 like, 650 share, dan 200 komentar setelah diunggah pada Sabtu (2/9). Unggahan itu kini sudah dihapus.

Banyak komentar dari warga asing di Korea Selatan yang memberi dukungan kepada Jessica Setia. Mereka marah dan menganggap perlakuan terhadap Jessica adalah bentuk diskriminasi. Mereka juga membagikan pengalaman yang sama seperti Jessica.

Peristiwa ini berawal saat Jessica melihat penjaga kelab malam di Busan dengan mudah mengizinkan warga Korsel untuk masuk, namun mempersulit dia dan teman-temannya yang berasal dari Indonesia.

Jessica melihat Gabrielle, temannya yang juga WNI, didorong oleh penjaga kelab dan kartu tanda pengenalnya dilempar. Dia lalu balas mendorong penjaga kelab itu.

Cekcok tidak terhindarkan dan bibir Jessica dipukul oleh penjaga kelab itu beberapa kali, hingga bibirnya sobek dan berdarah. Dia lalu dibawa ke RS dan mendapat 8 jahitan di bibirnya. Gabrielle mengatakan cekcok ini tidak bisa dilepaskan dari etnisnya yang bukan warga Korea. (imk/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads