Dilansir kantor berita AFP, Jumat (4/8/2017), Guterres akan mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Israel, mendatangi Ramallah untuk bertemu pemimpin Palestina Mahmoud Abbas dan menuju ke Jalur Gazza di mana PBB menjalankan program bantuan untuk Palestina. Kunjungan itu akan berlangsung selama 3 hari dimulai pada 28 Agustus mendatang.
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan kunjungan itu akan memungkinkan Guterres 'membangun hubungan' dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia juga menyebutkan pertemuan itu akan dihadiri pula oleh menteri pertahanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunjungan tersebut merupakan upaya diplomasi untuk menghidupkan kembali diskusi perdamaian antara Israel dan Palestina yang sempat menemui jalan buntu. Hubungan antara PBB dan Israel pun sempat tegang karena perluasan permukiman Yahudi, yang dikecam dunia internasional.
Sejak menggantikan Ban Ki-moon pada 1 Januari, Guterres telah berhati-hati dalam pendekatannya terhadap konflik Israel-Palestina. Tindakan itu dianggap pula sebagai tanggapan atas tuduhan AS bila PBB bersikap bias terhadap Israel.
Kabar terakhir tentang kerusuhan di Al-Aqsa sempat membuat Guterres menyerukan penghormatan terhadap status quo di tempat-tempat suci. Saat itu Israel memasang detektor logam di kompleks tersebut dan membatasi ibadah di masjid itu.
(dhn/dhn)











































