Hal tersebut disampaikan Trump dalam pertemuan dengan tim keamanan nasionalnya beberapa waktu lalu. Dalam rapat pada 19 Juli di Gedung Putih tersebut, Trump menyampaikan keinginannya untuk memecat Nicholson atas kegagalannya memperbaiki situasi di Afghanistan. Pasukan AS dikerahkan ke Afghanistan sekitar 16 tahun lalu untuk mengalahkan Taliban, namun hingga kini kelompok militan tersebut masih beroperasi penuh.
Pejabat-pejabat AS mengatakan, Trump meminta Menteri Pertahanan James Mattis dan Kepala Staf Gabungan Joseph Dunford untuk mempertimbangkan pemecatan Jenderal Nicholson karena tidak memenangi perang di Afghanistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kalah!" imbuh Trump seperti diberitakan media NBC News, Kamis (3/8/2017).
Menurut pejabat-pejabat AS, selama hampir dua jam dalam rapat di Gedung Putih tersebut, Trump mengeluhkan tentang sekutu-sekutu NATO dan berulang kali mengatakan agar Nicholson dipecat.
Jenderal Nicholson telah menjadi komandan pasukan AS di Afghanistan sejak Maret 2016. Para penasihat militer Trump dilaporkan menawarkan untuk mengatur pertemuan antara Trump dengan jenderal tersebut untuk membantu meredakan keprihatinan Trump. Namun hingga kini Trump belum bertemu Nicholson. Departemen Pertahanan AS sendiri berkeinginan untuk terus menempatkan Nicholson di Afghanistan.
Pada Rabu (2/8) waktu setempat, dua tentara AS tewas akibat serangan bom bunuh diri terhadap konvoi pasukan NATO di Kandahar, Afghanistan selatan. Kelompok Taliban mengklaim mendalangi serangan bom tersebut. (ita/ita)











































