Kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights melaporkan bahwa serangan udara itu dilancarkan di kawasan Albu Saraya, Raqqa pada Rabu (2/8) waktu setempat. Kelompok yang berbasis di London, Inggris itu juga melaporkan seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (3/8/2017), puluhan warga sipil lainnya luka-luka dalam insiden itu.
Sejauh ini belum ada konfirmasi dari koalisi AS maupun otoritas Suriah mengenai serangan udara di Raqqa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pada Selasa (1/8) waktu setempat, sedikitnya 60 warga sipil Suriah dilaporkan tewas dalam serangan udara koalisi AS di provinsi Dayr al-Zawr. Otoritas AS belum memberikan komentar atas laporan tersebut.
Kantor berita resmi Suriah, SANA pada Rabu (2/8) melaporkan bahwa Damaskus telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk menghukum AS dan negara-negara anggota koalisi internasional atas kematian warga sipil Suriah dalam serangan-serangan udara mereka. Dalam dua surat yang ditujukan ke Sekjen PBB Antonio Guterres dan presiden Dewan Keamanan PBB, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah mengeluhkan bahwa koalisi AS menargetkan warga sipil dan infrastruktur negara tersebut. Kementerian juga mengatakan bahwa koalisi AS telah menyerang mereka yang justru memerangi terorisme.
Kota Raqqa telah berada di bawah kendali ISIS sejak Juli 2014 lalu. Namun kelompok pemberontak Pasukan Demokratis Suriah (SDF) yang didukung AS, telah berhasil merebut kembali lebih dari separuh wilayah Raqqa dari tangan ISIS dalam pertempuran-pertempuran yang berlangsung delapan pekan terakhir.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini