"Ada opsi militer: menghancurkan program Korut dan Korut itu sendiri," ujar Graham menceritakan pembicaraannya dengan Trump mengenai program rudal dan nuklir Korut.
Dikatakan Graham, jika diplomasi, dan khususnya tekanan dari China, gagal menghentikan program senjata Korut maka AS tak akan punya pilihan lain, kecuali melakukan aksi militer yang menghancurkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan ada perang dengan Korut terkait program rudalnya jika mereka terus mencoba menyerang Amerika dengan ICBM," cetus Graham dalam acara NBC's Today Show di stasiun televisi NBC seperti dilansir NBC News, Rabu (2/8/2017).
"Dia (Trump) telah mengatakan hal itu pada saya. Saya percaya dia. Seandainya saya China, saya juga akan mempercayai dia. Anda bisa menghentikan Korut, secara militer atau secara diplomatik," tegas senator tersebut.
"Saya lebih memilih pendekatan diplomatik. Namun mereka tak akan membiarkan ada sebuah rudal yang menyerang Amerika dengan senjata nuklir di atasnya," tutur Graham.
Kantor berita resmi Korut, KCNA melaporkan, rudal ICBM yang diluncurkan pada Jumat (28/7) waktu setempat, mengudara selama 47 menit dan 12 detik dan berhasil mencapai ketinggian maksimum 3.724,9 kilometer dan terbang sejauh 998 kilometer. Uji coba tersebut diawasi langsung oleh pemimpin Korut Kim Jong-Un yang menegaskan, program senjata negeri komunis itu merupakan aset tak ternilai yang tak bisa diambil atau digantikan.
Menurut organisasi Union of Concerned Scientists yang berbasis di AS, rudal tersebut bisa menjangkau hingga ke wilayah Denver dan Chicago di Amerika Serikat.
Sebelumnya dalam uji coba pertama peluncuran rudal ICBM yang digelar Selasa (4/7) pagi waktu setempat, Korut meluncurkan rudal balistik yang diberi nama Hwasong-14 hingga mencapai ketinggian 2.802 kilometer dan mengudara sejauh 933 kilometer dalam waktu 39 menit. Korut mengklaim rudal itu sebagai rudal balistik antarbenua atau ICBM dan menyebut uji cobanya berlangsung sukses. (ita/ita)











































