Kepala kepolisian setempat, John Cundo mengatakan, jasad ketujuh penebang kayu itu ditemukan di sebuah desa di Pulau Basilan pada Minggu (30/7) kemarin. Cundo menyebut pembunuhan itu dilakukan oleh para militan Abu Sayyaf yang berbasis di Basilan.
Dikatakan Cundo, kelompok dari pemimpin senior Abu Sayyaf, Furuji Indama telah menculik dan membunuh para penebang kayu tersebut. Pembunuhan itu tidak terkait dengan aktivitas penculikan untuk meminta uang tebusan, yang biasanya dilakukan Abu Sayyaf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abu Sayyaf dikenal kerap memenggal sandera-sanderanya jika uang tebusan yang mereka minta tidak dipenuhi. Kelompok radikal tersebut tahun lalu memenggal dua sandera asal Kanada dan seorang sandera asal Jerman pada Februari lalu, setelah tuntutan uang tebusan tidak dipenuhi.
Abu Sayyaf merupakan jaringan militan yang dibentuk pada tahun 1990-an dengan dana dari jaringan teror Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden. Salah satu faksi Abu Sayyaf di Basilan telah menyatakan sumpah setia kepada kelompok radikal ISIS, dengan para anggotanya termasuk di antara para militan yang menduduki kota Marawi, Filipina selatan sejak Mei lalu.
Sejauh ini para militan masih menguasai sebagian wilayah di Marawi, meskipun militer Filipina melancarkan operasi besar-besaran di kota tersebut. Selama operasi militer tersebut, 650 orang telah tewas dan hampir 400 ribu warga Marawi mengungsi ke wilayah-wilayah lain. (ita/ita)











































